Selasa, 28 Oktober 2025

Indonesia Dorong Ketahanan Energi dan Transisi Bersih di Kawasan ASEAN

Indonesia Dorong Ketahanan Energi dan Transisi Bersih di Kawasan ASEAN
Indonesia Dorong Ketahanan Energi dan Transisi Bersih di Kawasan ASEAN

JAKARTA - Indonesia kembali menegaskan perannya sebagai penggerak utama ketahanan energi kawasan sekaligus pelopor transisi menuju energi bersih di Asia Tenggara.

Melalui forum Singapore International Energy Week (SIEW) 2025 Summit di Singapura, pemerintah menunjukkan keseriusan untuk memperkuat fondasi energi nasional yang berkelanjutan dan tangguh menghadapi gejolak global.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Laode Sulaeman, yang hadir mewakili Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, menegaskan bahwa kebijakan energi nasional saat ini mengacu pada visi Presiden Prabowo Subianto dalam Asta Cita — yakni memastikan ketahanan energi, hilirisasi industri, dan kemandirian ekonomi sebagai pilar utama pembangunan jangka panjang.

Baca Juga

Harga CPO Melemah, Pasar Sawit Global Waspadai Tekanan dari Penguatan Ringgit

“Tantangan global seperti ketegangan geopolitik, disrupsi rantai pasok, dan dampak perubahan iklim yang semakin cepat menegaskan pentingnya ketahanan energi sebagai fondasi kemandirian nasional dan pertumbuhan berkelanjutan,” ujar Laode.

Fokus pada Produksi dan Efisiensi di Sektor Migas

Dalam paparannya, Laode menjelaskan bahwa sektor minyak dan gas bumi tetap menjadi komponen strategis dalam menjaga ketahanan energi nasional. Pemerintah berkomitmen meningkatkan produksi melalui penerapan teknologi ramah lingkungan dan memperluas kerja sama eksplorasi dengan berbagai mitra global.

Hingga September 2025, produksi minyak Indonesia tercatat mencapai 605 ribu barel per hari, sedangkan produksi gas bumi stabil di kisaran 6,8 miliar standar kaki kubik per hari (BSCFD). Pemerintah menargetkan peningkatan produksi gas hingga 12 BSCFD pada 2030 melalui eksplorasi komprehensif yang akan membuka 75 wilayah kerja migas baru pada periode 2025–2027.

“Kami mengoptimalkan produksi melalui penerapan teknologi Enhanced Oil Recovery serta reaktivasi sumur dan lapangan idle bersama kontraktor dan mitra,” jelas Laode.

Selain eksplorasi, pemerintah juga memperkuat infrastruktur energi domestik seperti pembangunan jaringan pipa gas Cirebon–Semarang dan Dumai–Sei Mangke, serta pengembangan Floating Regasification Unit (FRU) untuk memperluas konektivitas dan menekan biaya logistik nasional.

Transisi Energi Bersih dan Penguatan Energi Terbarukan

Pemerintah Indonesia secara konsisten mendorong percepatan transisi menuju energi bersih dengan memperluas porsi energi terbarukan dalam bauran nasional. Saat ini, kapasitas terpasang energi hijau telah mencapai 15 gigawatt, meski baru sebagian kecil dari potensi nasional yang mencapai 3.600 gigawatt.

Berbagai inisiatif dilakukan untuk mengoptimalkan sumber daya seperti tenaga air, panas bumi, surya, dan bioenergi. Pemerintah juga memperkenalkan program biodiesel B40 pada tahun ini dan berencana menerapkan B50 pada 2026 untuk mengurangi emisi dan ketergantungan terhadap bahan bakar fosil.

“Porsi energi terbarukan dalam bauran energi nasional telah mencapai 16 persen, dan kami menargetkan peningkatan menjadi 36 hingga 40 persen pada 2040,” terang Laode.

Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034 juga menjadi tonggak penting dalam strategi ini. Pemerintah memproyeksikan tambahan kapasitas sebesar 69 gigawatt, dengan lebih dari 60 persen berasal dari energi terbarukan dan sistem penyimpanan energi. Langkah ini diharapkan mempercepat dekarbonisasi sektor ketenagalistrikan sekaligus memperkuat daya saing industri hijau nasional.

Kolaborasi ASEAN untuk Ketahanan Energi Regional

Dalam konteks kawasan, Laode menegaskan pentingnya kolaborasi antara negara-negara ASEAN dalam memperkuat ketahanan energi kolektif. Melalui ASEAN Power Grid dan Trans-ASEAN Gas Pipeline, kerja sama lintas batas diharapkan dapat memperkuat interkoneksi energi, menurunkan biaya, serta memperluas akses energi bersih bagi seluruh negara anggota.

“Masa depan ketahanan energi ASEAN akan sangat bergantung pada kemampuan kita untuk terkoneksi, berkolaborasi, dan berinovasi,” tegas Laode.

Inisiatif lintas negara tersebut tidak hanya berorientasi pada pembangunan infrastruktur, tetapi juga mencerminkan solidaritas dan kepercayaan antarnegara di kawasan Asia Tenggara. Sinergi ini diharapkan dapat menciptakan ekosistem energi yang stabil, tangguh, dan ramah lingkungan.

Sebagai tindak lanjut, Indonesia memperkuat kemitraan dengan lembaga internasional seperti International Energy Agency (IEA) dan International Renewable Energy Agency (IRENA) dalam pengembangan kebijakan energi berkelanjutan, riset teknologi rendah karbon, serta penguatan kapasitas sumber daya manusia.

Komitmen Indonesia terhadap Masa Depan Energi Hijau

Pemerintah menegaskan bahwa masa depan energi Indonesia akan dibangun di atas prinsip keberlanjutan, inklusivitas, dan inovasi teknologi. Kolaborasi antara pemerintah, industri, akademisi, dan lembaga internasional menjadi kunci untuk mempercepat transformasi menuju sistem energi yang aman, efisien, dan berdaya saing tinggi.

Komitmen Indonesia dalam forum SIEW 2025 menunjukkan bahwa transisi energi bukan hanya kebijakan nasional, tetapi juga strategi diplomasi energi yang memperkuat posisi Indonesia sebagai pemimpin regional dalam transformasi hijau.

Dengan langkah-langkah konkret yang tengah dijalankan, Indonesia tidak hanya mempersiapkan ketahanan energi nasional, tetapi juga berperan aktif dalam menciptakan masa depan energi bersih dan berkelanjutan di Asia Tenggara.

Mazroh Atul Jannah

Mazroh Atul Jannah

idxcarbon adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Update Harga BBM 28 Oktober 2025: Dexlite dan Pertamina Dex Naik, Pertamax Tetap Stabil

Update Harga BBM 28 Oktober 2025: Dexlite dan Pertamina Dex Naik, Pertamax Tetap Stabil

Tarif dan Harga Token Listrik PLN Tetap Stabil, Ini Rincian untuk Periode Akhir Oktober 2025

Tarif dan Harga Token Listrik PLN Tetap Stabil, Ini Rincian untuk Periode Akhir Oktober 2025

5 Rekomendasi Rumah Murah di Blitar, Hunian Nyaman Mulai Rp150 Jutaan

5 Rekomendasi Rumah Murah di Blitar, Hunian Nyaman Mulai Rp150 Jutaan

KKP Tingkatkan Standar Penangkapan Ikan Demi Saingi Pasar Global

KKP Tingkatkan Standar Penangkapan Ikan Demi Saingi Pasar Global

Sektor Tekstil dan Garmen Indonesia Tetap Bergairah Hadapi Tantangan Global

Sektor Tekstil dan Garmen Indonesia Tetap Bergairah Hadapi Tantangan Global