JAKARTA - Mengikuti gaya hidup dan penampilan para selebritas sering kali menjadi inspirasi, terutama bagi penggemar budaya Korea.
Nama IU, seorang penyanyi dan aktris populer Korea Selatan, selalu berhasil menarik perhatian bukan hanya karena karya seninya, tetapi juga bentuk tubuhnya yang terlihat ideal. Hal inilah yang kemudian membuat metode penurunan berat badan yang pernah dijalaninya, yaitu Diet IU, menjadi viral dan banyak dibahas di berbagai media sosial.
Diet ini disebut-sebut mampu membantu menurunkan berat badan dalam waktu singkat. Tidak heran, banyak orang kemudian tergoda untuk mencoba mengikuti pola makan tersebut. Namun, meskipun terlihat efektif secara cepat, diet ini sebenarnya memiliki beberapa konsekuensi yang perlu dipertimbangkan. Untuk memahami lebih jauh, berikut penjelasan lengkap mengenai apa itu Diet IU dan bagaimana dampaknya bagi tubuh.
Baca Juga7 Aplikasi Online Shopping Luar Negeri yang Bisa Kirim ke Indonesia
Pengertian Diet IU
Diet IU adalah metode penurunan berat badan yang dilakukan dengan cara membatasi asupan kalori harian secara ekstrem. Dalam pola ini, konsumsi kalori hanya berada di kisaran 300–500 kalori per hari, jauh di bawah kebutuhan kalori harian normal yang umumnya berkisar 2.000 kalori untuk wanita dan 2.500 kalori untuk pria.
Metode ini pada awalnya menjadi perhatian karena dianggap mampu memberikan hasil penurunan berat badan yang cepat. Namun, di sisi lain, para ahli gizi menyebut pola diet ini sebagai metode yang memiliki risiko tinggi. Tubuh membutuhkan energi dari makanan untuk menjalankan aktivitas dasar, dan ketika asupan kalori sangat rendah, fungsi tubuh dapat terganggu.
Pembatasan makan secara drastis dapat menurunkan metabolisme tubuh, menyebabkan kekurangan nutrisi, dan mengganggu keseimbangan energi. Karena itu, Diet IU sering mendapat sorotan sebagai diet yang tidak dianjurkan untuk dilakukan dalam jangka panjang.
Ciri dan Karakteristik Diet IU
Melansir dari laman Livofy, Diet IU memiliki beberapa ciri utama yang membuatnya dikenal sebagai diet ekstrem.
Yang pertama, asupan kalori dalam diet ini sangat rendah. Tubuh yang hanya mendapatkan 300–500 kalori per hari akan kekurangan energi. Hal ini bisa memicu gejala seperti mudah lelah, pusing, hingga gangguan hormon jika dilakukan dalam waktu lama.
Ciri berikutnya adalah tingginya risiko kekurangan nutrisi. Dengan porsi makan yang sangat terbatas, tubuh sulit memperoleh vitamin, mineral, dan protein yang dibutuhkan untuk menjalankan fungsi dasar. Akibatnya, kondisi seperti rambut rontok, daya tahan tubuh melemah, dan gangguan metabolisme bisa terjadi.
Selain itu, Diet IU juga sulit diterapkan dalam jangka panjang. Pembatasan makan yang terlalu ketat dapat menimbulkan stres psikologis, meningkatkan keinginan mengonsumsi makanan secara berlebihan, dan berpotensi menciptakan pola makan tidak sehat.
Para ahli gizi juga tidak menyarankan diet ini karena dapat meningkatkan risiko gangguan kesehatan lainnya, seperti detak jantung tidak teratur, batu empedu, hingga gangguan hormonal yang dapat memengaruhi siklus menstruasi.
Pola Makan dalam Diet IU
Beberapa contoh menu yang sering dikaitkan dengan Diet IU meliputi porsi kecil makanan rendah lemak dan rendah kalori. Makanan yang dikonsumsi biasanya sederhana dan minim bumbu.
Menu sarapan biasanya terdiri dari satu buah apel atau pisang, disertai air putih. Untuk makan siang, pilihan yang disarankan adalah salad sayur dengan sumber protein ringan, misalnya ayam panggang atau telur rebus. Sedangkan makan malam umumnya berupa dada ayam atau ikan panggang yang disajikan dengan sayuran kukus.
Untuk camilan, yang diperbolehkan hanya yogurt rendah lemak, buah segar, atau kacang dalam jumlah kecil. Selama menjalani pola ini, pelaku diet dianjurkan untuk minum air putih dalam jumlah cukup, serta menghindari makanan berkalori tinggi seperti nasi, roti, dan makanan manis.
Efektivitas dan Risiko Diet IU
Secara jangka pendek, diet ini memang dapat menurunkan berat badan dengan cepat karena defisit kalori yang sangat besar. Namun, penurunan berat badan yang terjadi sering kali bukan berasal dari lemak saja, tetapi juga massa otot. Hal ini justru dapat memperlambat metabolisme tubuh dan menyebabkan berat badan mudah naik kembali ketika diet dihentikan.
Selain itu, efek samping lain yang sering dialami adalah kelelahan ekstrem, rambut rontok, kulit kusam, gangguan pencernaan, dan gangguan hormon. Pembatasan ekstrem seperti ini juga dapat memicu stres psikologis dan kecemasan, bahkan berpotensi menjadi pemicu gangguan makan.
Kesimpulan dan Saran yang Lebih Aman
Walau Diet IU dapat memberikan hasil cepat, pendekatan ini tidak direkomendasikan untuk dilakukan tanpa pengawasan ahli. Tubuh membutuhkan nutrisi seimbang untuk mempertahankan fungsi organ dan daya tahan tubuh.
Alternatif yang lebih aman adalah melakukan defisit kalori ringan sekitar 300–500 kalori dari kebutuhan harian, ditambah olahraga, tidur cukup, dan pola makan seimbang. Konsultasi dengan ahli gizi dapat membantu menentukan rencana diet yang sesuai dengan kebutuhan tubuh masing-masing.
Kesehatan yang optimal tidak hanya bergantung pada penampilan, tetapi juga keseimbangan gaya hidup secara keseluruhan. Diet yang baik adalah diet yang dapat dijalankan secara konsisten tanpa membahayakan tubuh.
Mazroh Atul Jannah
idxcarbon adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Presiden Prabowo Hadiri Sejumlah Pertemuan di Sela KTT ASEAN Kuala Lumpur
- Senin, 27 Oktober 2025
Harga Sembako Hari Ini 27 Oktober 2025 di Banten: Beras, Minyak, dan Cabai Naik
- Senin, 27 Oktober 2025
Berita Lainnya
Bisa Gak Sih Sourdough Dikukus? Ini Fakta dan Cara Tepat Membuatnya!
- Senin, 27 Oktober 2025
Menguak Akar Fenomena Fatherless di Indonesia: Saat Figur Ayah Kian Menghilang
- Senin, 27 Oktober 2025
Waspadai Akrilamida, Zat Berbahaya yang Mengintai di Balik Makanan Renyah Favoritmu
- Senin, 27 Oktober 2025
Terpopuler
1.
Mengenal Jenis Model Bisnis E-Commerce dan Contohnya
- 27 Oktober 2025
2.
3.
4.
Proyek Batu Bara Jadi DME Siap Gantikan LPG Tahun Depan
- 27 Oktober 2025













