KA Singasari Perkuat Konektivitas dan Ekonomi Jawa dari Jakarta ke Blitar

Minggu, 19 Oktober 2025 | 09:47:31 WIB
KA Singasari Perkuat Konektivitas dan Ekonomi Jawa dari Jakarta ke Blitar

JAKARTA - Menghubungkan kota-kota penting di Pulau Jawa, layanan KA Singasari menjadi simbol nyata kontribusi PT Kereta Api Indonesia (Persero) dalam memperkuat konektivitas nasional serta menggerakkan roda ekonomi daerah. Dengan rute panjang dari Stasiun Pasar Senen – Jakarta hingga Blitar – Jawa Timur, layanan ini bukan hanya menyediakan sarana transportasi jarak jauh, tetapi juga mendukung pemerataan pembangunan dan mobilitas berkelanjutan di sepanjang lintasan Jawa.

Dalam periode Januari hingga September 2025, KA Singasari catat 336.878 pelanggan, meningkat dibandingkan 326.560 pelanggan pada periode yang sama tahun 2024. Peningkatan ini mencerminkan kepercayaan masyarakat yang semakin tinggi terhadap moda transportasi berbasis rel, yang dikenal efisien, aman, dan ramah lingkungan.

Vice President Public Relations KAI, Anne Purba, menegaskan bahwa kehadiran KA Singasari berperan penting dalam memperkuat aktivitas perdagangan, pariwisata, dan mobilitas masyarakat lintas provinsi.“

KAKA Singasari menghadirkan konektivitas yang memperkuat aktivitas perdagangan, pariwisata, dan mobilitas masyarakat. Dari lintas utara hingga selatan Jawa, layanan ini menjadi penggerak ekonomi sekaligus mendukung mobilitas rendah emisi di sepanjang wilayah yang dilalui,” ujar Anne.

Menyusuri Jalur Emas Jawa: Dari Ibu Kota ke Kota Pahlawan

Perjalanan KA Singasari dimulai dari Stasiun Pasar Senen, salah satu simpul transportasi terbesar di Indonesia. Stasiun ini setiap harinya melayani ribuan pelanggan yang berangkat menuju berbagai kota besar di Pulau Jawa, menjadikannya pintu utama pergerakan masyarakat dari dan menuju ibu kota.

Dari Jakarta, KA Singasari melintas melalui kawasan industri penting seperti Bekasi, Karawang, dan Cikampek, yang dikenal sebagai sentra manufaktur dan logistik nasional. Perjalanan kemudian menembus hamparan hijau di Haurgeulis dan Jatibarang, sebelum berhenti di Cirebon, kota yang memadukan budaya pesisir dengan dinamika perdagangan modern.

Dari Cirebon, rangkaian KA Singasari melaju ke Purwokerto, Kutoarjo, Wates, dan Yogyakarta, wilayah yang dikenal sebagai jantung budaya dan pendidikan di Jawa Tengah. Setelah itu, perjalanan berlanjut ke Klaten, Solo, dan Madiun, kota-kota yang memiliki peran penting dalam sejarah industri dan perkembangan perkeretaapian nasional.

Tahapan akhir perjalanan membawa penumpang menuju Kediri, Tulungagung, dan Ngunut, hingga tiba di Blitar, kota bersejarah yang menjadi destinasi wisata spiritual dan budaya, tempat peristirahatan terakhir Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno.

Dorong Pemerataan Ekonomi dan Potensi Daerah

Layanan KA Singasari bukan hanya sekadar sarana transportasi, melainkan juga penghubung ekonomi antara wilayah industri dan pertanian. Jalur yang dilalui kereta ini memperkuat rantai pasok antara pusat produksi di wilayah tengah dan distribusi di pesisir, serta mendorong pertumbuhan UMKM lokal yang tersebar di sepanjang lintasan.

Di wilayah Jawa Timur, terutama Blitar, Kediri, dan Tulungagung, kemudahan akses transportasi membuka ruang investasi baru, mempercepat distribusi hasil pertanian, dan meningkatkan daya tarik wisata. Efek domino ekonomi ini diharapkan dapat memperkuat daya saing daerah sekaligus menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat.

Transportasi Hijau Menuju Masa Depan Berkelanjutan

Selain memperluas konektivitas, KAI juga mengedepankan prinsip keberlanjutan dalam operasionalnya. Melalui efisiensi energi, digitalisasi layanan tiket, dan optimalisasi operasional, perusahaan berupaya menekan jejak karbon serta mendukung target Net Zero Emission 2060 yang dicanangkan pemerintah.

KAI turut menerapkan sistem tanpa kertas (paperless) pada layanan tiket dan boarding pass, serta memperkuat digitalisasi informasi keberangkatan di berbagai stasiun besar. Upaya ini tidak hanya memudahkan pelanggan, tetapi juga mendukung konsep mobilitas hijau (green mobility) yang menjadi arah pembangunan transportasi masa depan.

Sejarah dan Makna Filosofis di Balik Nama Singasari

KA Singasari resmi beroperasi pada 17 Juli 2017, dengan menyediakan dua kelas layanan: Eksekutif dan Ekonomi. Seiring meningkatnya permintaan masyarakat, pada tahun 2019 KAI menambah rangkaian kereta eksekutif untuk memberikan kenyamanan lebih bagi pelanggan jarak jauh.

Nama “Singasari” diambil dari Kerajaan Singasari, kerajaan besar di Jawa Timur yang terkenal dengan kejayaan dan kebijaksanaannya pada abad ke-13. Nama ini menjadi simbol kebangkitan dan kemajuan Nusantara — semangat yang kini dihidupkan kembali oleh KAI melalui modernisasi layanan transportasi publik.

Pelayanan Modern dan Koneksi Antarbudaya

Dalam setiap perjalanannya, KA Singasari bukan hanya membawa penumpang dari satu kota ke kota lain, tetapi juga menghubungkan budaya, kehidupan, dan perekonomian masyarakat lintas wilayah. Melalui jalur ini, wisatawan dapat menjelajahi beragam pesona lokal, mulai dari kuliner khas Cirebon, suasana heritage Yogyakarta, hingga keindahan wisata sejarah di Blitar.

KAI terus berinovasi melalui peningkatan fasilitas stasiun, efisiensi waktu tempuh, serta penyempurnaan sistem pemesanan tiket digital yang semakin mudah diakses. Semua langkah ini dilakukan demi memberikan pengalaman perjalanan yang nyaman dan aman bagi pelanggan.“

SetiapSetiap perjalanan KA Singasari adalah kisah keterhubungan antara budaya, ekonomi, dan kehidupan masyarakat. Dari Jakarta hingga Blitar, KAI hadir untuk melayani, menggerakkan, dan menumbuhkan Indonesia,” tutup Anne Purba.

Dengan semangat keterhubungan dan inovasi berkelanjutan, KA Singasari bukan sekadar moda transportasi antarkota — tetapi juga jembatan yang menghubungkan masa lalu, masa kini, dan masa depan Indonesia. Melalui setiap rel yang dilalui, KAI terus menggerakkan perekonomian dan memperkuat identitas bangsa lewat perjalanan yang ramah lingkungan, efisien, dan inklusif.

Terkini