Pendaftar Keluhkan Akses Maganghub Kemnaker, Program Baik tapi Sistem Rumit

Rabu, 15 Oktober 2025 | 13:01:55 WIB
Pendaftar Keluhkan Akses Maganghub Kemnaker, Program Baik tapi Sistem Rumit

JAKARTA - Program Magang Nasional yang digagas oleh Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) menuai antusiasme besar dari kalangan lulusan baru.

Namun, di balik semangat para pencari pengalaman kerja itu, muncul keluhan soal sulitnya akses ke sistem Maganghub, platform resmi pendaftaran program ini.
Banyak peserta mengaku kesulitan masuk ke sistem dan gagal melanjutkan proses lamaran meski sudah melengkapi data. Salah satunya adalah Luthfi (24), pendaftar asal Pekanbaru, Riau, yang mencoba mendaftar sejak awal Oktober tetapi belum bisa mengirimkan lamaran magang karena kendala sistem.

“Tertanggal 9 Oktober saya sudah bikin akun, isi data semuanya sesuai persyaratan. Tapi belum bisa apply di Maganghub dengan notifikasi ‘Anda tidak memenuhi syarat untuk magang’,” kata Luthfi.

Kesulitan Akses dan Gangguan Sistem Masih Jadi Kendala

Syarat utama pendaftaran program ini sebenarnya cukup jelas dan sederhana. Peserta wajib merupakan Warga Negara Indonesia (WNI) dengan Nomor Induk Kependudukan (NIK) yang sah, lulusan Diploma atau Sarjana maksimal satu tahun sejak tanggal ijazah, serta berasal dari perguruan tinggi terdaftar di Kementerian Pendidikan, Sains, dan Teknologi.

Namun, meski semua ketentuan itu sudah dipenuhi, Luthfi tetap tidak bisa melanjutkan proses lamaran. Ia mengaku sudah mencoba berbagai cara agar sistem bisa berfungsi normal.

“Saya coba sinkron data, sudah sinkron tapi notif itu tetap muncul. Sampai hari ini saya belum bisa apply. Sudah coba login di device lain, hasilnya tetap sama,” ungkapnya.

Ia menilai, secara konsep, Program Magang Nasional adalah inisiatif yang sangat baik karena membuka jalan bagi lulusan baru untuk mengenal dunia kerja. Namun, menurutnya, pelaksanaan teknisnya masih perlu dibenahi agar tidak menghambat antusiasme peserta.

“Program ini sangat bagus, tapi sebaiknya disiapkan lebih matang. Karena batch kali ini terkesan terburu-buru, dan yang paling penting permudah akses, mulai dari website sampai sinkronisasi data. Itu harus jadi perhatian,” jelas Luthfi.

Distribusi Lowongan Belum Merata di Seluruh Wilayah

Selain permasalahan teknis, peserta juga menyoroti ketimpangan distribusi lowongan magang di berbagai daerah. Menurut Luthfi, sebagian besar peluang magang masih terpusat di Pulau Jawa, sementara daerah lain belum mendapatkan porsi yang sama.

“Lowongan yang tersedia sebenarnya sudah bagus, variasinya juga beragam dari pekerjaan formal sampai bidang kreatif ada. Tapi masih belum merata di seluruh Indonesia. Lebih dari 60 persen lowongan berada di Pulau Jawa. Diharapkan ke depan daerah lain lebih diperhatikan,” tuturnya.

Luthfi menambahkan, motivasinya mengikuti program ini bukan semata untuk mencari penghasilan, melainkan untuk mendapatkan pijakan awal menuju dunia kerja. Ia berharap kesempatan magang ini bisa menjadi sarana bagi lulusan baru yang belum memiliki pengalaman profesional.

“Saya ingin masuk ke dunia kerja, dan magang adalah salah satu cara terbaik. Apalagi ini program berbayar, jadi tentu ini kesempatan emas untuk para fresh graduate,” ujarnya.

Peserta Nilai Program Magang Nasional Bermanfaat untuk Fresh Graduate

Sementara itu, peserta lain bernama Dhea Riza Armyfa (21) asal Bandung, Jawa Barat, mengaku cukup beruntung bisa lolos sebagai peserta setelah lulus pada Agustus 2025. Ia menilai Maganghub merupakan jembatan penting bagi lulusan baru untuk mengenal dunia profesional sekaligus menerapkan ilmu yang sudah dipelajari di bangku kuliah.

“Aku ikut program ini karena pengin nambah pengalaman, soalnya aku baru lulus bulan Agustus kemarin. Jadi pengin banget nyoba terjun langsung ke dunia kerja,” ujar Dhea.

Baginya, pengalaman magang menjadi bekal penting sebelum benar-benar memasuki dunia kerja sesungguhnya. Ia berharap sistem pendaftaran bisa dibuat lebih mudah agar lebih banyak lulusan muda yang bisa ikut serta.

“Biar tahu gimana rasanya kerja di lingkungan profesional, terus aku juga pengen ngembangin skill aku. Jadi selain dapat pengalaman baru, bisa sekalian nerapin ilmu yang udah aku dapet waktu kuliah juga,” lanjutnya.

Dhea juga menyebut bahwa dirinya tertarik dengan posisi di bidang media digital, sejalan dengan latar belakang pendidikannya di jurusan Komunikasi Penyiaran.

“Aku paling ngincer posisi di bidang media digital kayak content creator atau editor video buat konten sosmed. Soalnya aku emang minat sama komunikasi digital dan udah biasa bikin konten waktu kuliah,” katanya.

Harapan Perbaikan untuk Akses dan Pemerataan Kesempatan

Meski masih banyak kendala teknis, baik Luthfi maupun Dhea sepakat bahwa Program Magang Nasional merupakan langkah positif pemerintah dalam mempersiapkan generasi muda menghadapi dunia kerja.

Keduanya berharap pemerintah, khususnya Kemnaker, segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem Maganghub, baik dari segi aksesibilitas maupun pemerataan kesempatan bagi peserta dari berbagai daerah.

Program ini memang disiapkan untuk memberi ruang kepada 20.000 peserta yang ingin belajar langsung di dunia kerja melalui berbagai bidang industri. Namun, tanpa dukungan sistem yang stabil dan distribusi lowongan yang merata, tujuan mulia tersebut bisa terhambat oleh kendala teknis yang seharusnya bisa diantisipasi sejak awal.

Dengan antusiasme tinggi dari para lulusan baru, pemerintah diharapkan segera memperbaiki mekanisme pendaftaran agar lebih inklusif dan mudah diakses. Jika pembenahan ini dilakukan dengan baik, Maganghub Kemnaker dapat menjadi tonggak penting dalam membangun sumber daya manusia muda Indonesia yang siap kerja dan kompetitif di masa depan.

Terkini