Diskon Listrik Dihapus, Airlangga Pastikan Ada Program Pengganti Pemerintah
- Rabu, 15 Oktober 2025

JAKARTA - Pemerintah memastikan tidak lagi melanjutkan kebijakan diskon tarif listrik untuk tahun 2025.
Kepastian ini disampaikan langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, dalam wawancara eksklusif bersama Kompas Bisnis yang disiarkan Kompas TV pada Selasa, 14 Oktober 2025.
Airlangga menegaskan bahwa diskon tarif listrik 50 persen yang sempat diberlakukan pada periode sebelumnya tidak akan kembali diterapkan. Namun, pemerintah telah menyiapkan program pengganti untuk menjaga daya beli masyarakat dan meringankan beban pengeluaran rumah tangga.
Baca JugaGibran Tinjau Bendungan Way Apu, Dorong Ketahanan Pangan dan Energi Maluku
“Jadi, untuk diskon listrik, tidak kita berikan lagi. Tetapi diganti program yang lain,” ujar Airlangga. Ia menambahkan bahwa rencana program baru tersebut akan diumumkan langsung oleh Presiden Prabowo Subianto dalam waktu dekat.
“Nanti diumumkan oleh Pak Presiden,” tambahnya.
Meskipun belum dijelaskan secara detail, publik menaruh harapan besar bahwa program pengganti itu tetap dapat memberikan manfaat nyata bagi masyarakat kecil yang sebelumnya merasakan dampak positif dari diskon listrik.
Kebijakan Diskon Listrik Sempat Masuk Rencana Stimulus Ekonomi
Sebelumnya, pemerintah telah berencana menghidupkan kembali diskon tarif listrik sebesar 50 persen untuk periode Juni dan Juli 2025. Kebijakan tersebut menjadi bagian dari enam paket stimulus ekonomi yang dirancang untuk memperkuat perekonomian nasional pada kuartal II tahun 2025.
Rencana itu semula diarahkan untuk membantu meringankan beban pengeluaran rumah tangga serta mendorong konsumsi masyarakat di tengah tekanan ekonomi global dan inflasi.
"Stimulus ini diharapkan bisa mendorong pertumbuhan ekonomi di kuartal II. Jadi momentum ini kita manfaatkan untuk membuat beberapa program. Nah, ini beberapa program yang disiapkan tentunya untuk mendorong pertumbuhan melalui apa yang bisa ditingkatkan melalui konsumsi," ujar Airlangga.
Diskon listrik tersebut semula ditujukan untuk sekitar 79,3 juta pelanggan rumah tangga dengan daya listrik di bawah 1.300 volt ampere (VA). Program ini diharapkan menjadi bagian penting dari strategi pemerintah dalam memperkuat daya beli masyarakat sekaligus menjaga pertumbuhan ekonomi.
Namun, meski sempat direncanakan, program diskon listrik tidak dimasukkan dalam pengumuman resmi paket stimulus ekonomi yang disampaikan pemerintah pada 2 Juni 2025.
Fokus Pemerintah Bergeser ke Program Bantuan Lain
Dalam konferensi pengumuman paket stimulus ekonomi yang dilakukan pada awal Juni, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati hanya menyebutkan lima jenis program bantuan yang disiapkan pemerintah. Di antaranya diskon tarif tol, diskon transportasi, penebalan bantuan sosial (bansos), bantuan subsidi upah (BSU), serta diskon iuran jaminan kehilangan kerja (JKK).
Ketiadaan diskon listrik dalam daftar tersebut menjadi sorotan publik karena dianggap sebagai salah satu stimulus yang langsung menyentuh kebutuhan dasar masyarakat. Meski demikian, pemerintah menilai kebijakan lain yang diumumkan memiliki dampak yang lebih luas dan berkelanjutan terhadap perekonomian nasional.
Program bantuan sosial seperti BSU dan penebalan bansos diharapkan mampu menjaga konsumsi masyarakat lapisan bawah. Sementara itu, diskon transportasi dan tarif tol bertujuan meningkatkan aktivitas mobilitas masyarakat serta sektor pariwisata dan logistik.
Langkah ini menunjukkan bahwa pemerintah tengah mengalihkan fokus pada program bantuan yang lebih komprehensif dan menyentuh berbagai sektor ekonomi, bukan hanya pada satu jenis subsidi seperti listrik.
Menanti Program Baru yang Lebih Tepat Sasaran
Keputusan pemerintah untuk tidak melanjutkan diskon listrik memang menimbulkan beragam tanggapan dari masyarakat. Sebagian menilai program tersebut sangat membantu terutama bagi rumah tangga berpenghasilan rendah yang terdampak kenaikan harga kebutuhan pokok. Namun, di sisi lain, sejumlah pihak memahami bahwa pemerintah tengah menyusun kebijakan baru yang lebih adaptif terhadap kondisi ekonomi nasional.
Airlangga memastikan, program pengganti diskon listrik akan tetap berpihak pada rakyat kecil. Meski belum diungkap secara rinci, langkah pemerintah ini disebut sebagai bagian dari strategi untuk mendistribusikan manfaat ekonomi secara lebih merata.
Pemerintah juga berkomitmen untuk terus menjaga stabilitas harga energi dan kebutuhan pokok, agar daya beli masyarakat tidak semakin tertekan.
Selain itu, dengan adanya komitmen langsung dari Presiden Prabowo untuk mengumumkan program pengganti, publik menaruh harapan besar bahwa kebijakan tersebut akan menghadirkan solusi nyata di tengah fluktuasi ekonomi global dan tantangan domestik seperti inflasi serta kenaikan biaya hidup.
Kebijakan pembatalan diskon listrik 50 persen menjadi penanda pergeseran arah strategi ekonomi pemerintah tahun 2025. Meskipun tidak lagi memberikan potongan tarif listrik, pemerintah tetap menjanjikan program alternatif yang diharapkan lebih tepat sasaran dan berdampak luas bagi masyarakat.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan bahwa seluruh langkah stimulus yang disiapkan akan terus diarahkan untuk menjaga konsumsi rumah tangga dan memperkuat pertumbuhan ekonomi nasional. Sementara publik kini menantikan pengumuman resmi dari Presiden Prabowo Subianto, yang disebut akan menjadi momentum penting dalam menegaskan arah kebijakan ekonomi pemerintahan saat ini.

Mazroh Atul Jannah
idxcarbon adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Kinerja Cemerlang DKFT, Strategi Efisiensi Dongkrak Laba dan Produksi Nikel
- Rabu, 15 Oktober 2025
Berita Lainnya
Bansos Beras Oktober Kembali Disalurkan, Cek Nama Penerimanya Sekarang
- Rabu, 15 Oktober 2025
Harga Sembako Jawa Timur Berfluktuasi, Cabai dan Bawang Putih Menguat
- Rabu, 15 Oktober 2025
Pendaftar Keluhkan Akses Maganghub Kemnaker, Program Baik tapi Sistem Rumit
- Rabu, 15 Oktober 2025