Jumat, 15 November 2024

Sejumlah Isu Jadi Pembahasan Menkeu dan Gubernur Bank Sentral ASEAN

Sejumlah Isu Jadi Pembahasan Menkeu dan Gubernur Bank Sentral ASEAN

JAKARTA – Sejumlah isu menjadi pembahasan dalam pertemuan ke-10 Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral ASEAN (ASEAN Finance Ministers and Central Bank Governors Meeting, AFMGM) pada 25 Agustus 2023 di Jakarta.

Keberhasilan ASEAN dalam menjaga suku bunga dan nilai tukar mata uang di tengah kenaikan suku bunga global menunjukkan ketahanan terhadap guncangan global dan konsistensi dalam mengembangkan ekonomi kawasan.

Dalam pertemuan ini, para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral membahas berbagai tantangan yang dihadapi, termasuk peningkatan ketegangan geopolitik, tekanan utang yang meningkat, fragmentasi global, masalah ketahanan pangan dan energi, penurunan perdagangan global, perkembangan teknologi, dan risiko perubahan iklim.

Baca Juga

Telkom Gandeng Kadin Dorong Ekonomi Digital

Bank Sentral ASEAN, termasuk Bank Indonesia, memiliki komitmen untuk mendukung integrasi kawasan melalui inisiatif Transaksi Mata Uang Lokal ASEAN (Local Currency Transaction, LCT) dan Konektivitas Pembayaran Regional (Regional Payment Connectivity, RPC). Kedua inisiatif ini telah diintegrasikan dalam Deklarasi Pemimpin ASEAN pada KTT ASEAN Mei 2023 di Labuan Bajo dan sedang dalam tahap implementasi.

“Bank Sentral ASEAN memiliki komitmen dan memberikan dukungan sepenuhnya dalam mewujudkan integrasi kawasan ASEAN melalui inisiatif Local Currency Transaction (LCT) dan Regional Payment Connectivity (RPC). Kedua inisiatif tersebut juga telah dituangkan sebagai bagian dari kesepakatan Leaders' Declaration pada ASEAN Summit Mei 2023 di Labuan Bajo, dan sudah mulai memasuki tahapan implementasi," ujar Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo.

Selain itu, keketuaan Indonesia tahun ini juga menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektoral dalam mengatasi tantangan global dan regional. Para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral membahas dua agenda kolaborasi lintas sektoral, yaitu Keuangan-Kesehatan dan Ketahanan Pangan.

Dalam konteks Keuangan-Kesehatan, mereka mengidentifikasi kesenjangan pendanaan dalam pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons pandemi di Asia Tenggara serta potensi untuk memobilisasi modalitas pendanaan di kawasan. Di bidang Ketahanan Pangan, negara-negara ASEAN berkomitmen untuk meningkatkan kerja sama sektor keuangan dalam mendukung ketahanan pangan kawasan.

Pertemuan ini juga membahas pembiayaan infrastruktur dan pembiayaan transisi untuk mendukung ekonomi rendah karbon di ASEAN. Kesepakatan untuk menyelaraskan pembiayaan ASEAN Infrastructure Fund (AIF) dengan Taksonomi ASEAN untuk Keuangan Berkelanjutan dan mengoptimalkan modal AIF menjadi salah satu langkah penting dalam mendukung infrastruktur berkelanjutan di kawasan.

“Pertemuan menitikberatkan pada pentingnya memperkuat bauran kebijakan makroekonomi di negara anggota ASEAN dengan menggunakan seluruh instrumen yang ada untuk memastikan stabilitas ekonomi kawasan. Pertemuan ini juga menekankan pentingnya kebijakan yang terkoordinasi dengan baik untuk mengatasi berbagai risiko yang ada," ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani.

Redaksi

Redaksi

idxcarbon adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Dianggap Penuh Manfaat, Indonesia Berminat Gabung OECD

Dianggap Penuh Manfaat, Indonesia Berminat Gabung OECD

Surplus Neraca Dagang Juli Susut, BI Masih Optimistis

Surplus Neraca Dagang Juli Susut, BI Masih Optimistis

Indonesia dan Jepang Sepakat Bentuk Task Force Percepatan Transisi Energi

Indonesia dan Jepang Sepakat Bentuk Task Force Percepatan Transisi Energi

Surplus Neraca Perdagangan Indonesia Naik Menjadi US$3,12 Miliar pada Agustus 2023

Surplus Neraca Perdagangan Indonesia Naik Menjadi US$3,12 Miliar pada Agustus 2023

Cadangan Devisa Indonesia Tetap Kuat di Akhir Agustus 2023

Cadangan Devisa Indonesia Tetap Kuat di Akhir Agustus 2023