Kamis, 30 Oktober 2025

BSI Kelola 19 Ton Emas, Siap Tembus 53 Ton pada 2030

BSI Kelola 19 Ton Emas, Siap Tembus 53 Ton pada 2030
BSI Kelola 19 Ton Emas, Siap Tembus 53 Ton pada 2030

JAKARTA - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) semakin menegaskan posisinya sebagai pelaku utama dalam bisnis emas atau bullion bank.

Hingga kuartal III 2025, BSI telah berhasil mengelola total emas sebesar 19 ton. Menurut Wakil Direktur BSI, Bob Tyasika Ananta, perseroan menargetkan volume kelolaan emas naik signifikan hingga 53 ton pada 2030, menunjukkan prospek pertumbuhan yang menjanjikan bagi industri bullion di Indonesia.

Pertumbuhan Bisnis Emas BSI yang Mengesankan

Baca Juga

CIMB Niaga Catat Laba Bersih Kuartal III/2025 Naik Menjadi Rp5,33 Triliun

Sejak layanan bullion resmi diluncurkan pemerintah pada 26 Februari 2025, BSI mencatat pertumbuhan tahunan (year on year/yoy) sebesar 72,82 persen dalam bisnis emas, dengan nilai transaksi mencapai Rp18,76 triliun. 

Lonjakan ini mencerminkan tingginya minat masyarakat terhadap produk emas syariah. Bob Tyasika menyatakan, potensi pertumbuhan masih sangat terbuka, seiring meningkatnya kesadaran masyarakat dalam berinvestasi dan menabung emas secara syariah.

Rincian pertumbuhan ini menunjukkan segmentasi bisnis BSI yang beragam. Produk Cicil Emas menjadi pendorong utama, dengan nilai pembiayaan mencapai Rp10,32 triliun atau melonjak 106,36 persen secara tahunan. Sementara itu, Gadai Emas tercatat senilai Rp8,44 triliun, naik 44,19 persen dibanding periode sebelumnya. Data ini menegaskan bahwa BSI tidak hanya fokus pada simpanan emas, tetapi juga memberikan solusi pembiayaan berbasis emas yang fleksibel untuk nasabah.

Produk Tabungan Emas yang Terus Berkembang

Selain pembiayaan, Tabungan Emas BSI menunjukkan tren pertumbuhan yang solid. Hingga September 2025, saldo kelolaan tabungan emas mencapai 1,15 ton, dengan penjualan emas sebesar 1,69 ton. Jumlah rekening emas (CIF) juga mencatat sekitar 200.000 nasabah, mencerminkan meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap produk investasi ini.

Pertumbuhan tabungan emas ini tidak hanya mendukung kinerja segmen retail, tetapi juga memperluas basis nasabah BSI. Produk Tabungan Emas menjadi pilihan menarik bagi investor pemula hingga menengah yang ingin menyimpan aset berharga dengan prinsip syariah, sekaligus menikmati kemudahan likuiditas melalui layanan Cicil Emas dan Gadai Emas.

Dampak Positif Terhadap Kinerja Segmen Konsumer

Meningkatnya pembiayaan dan tabungan emas berdampak signifikan pada kinerja segmen konsumer BSI. Segmen ini mencatat pertumbuhan 15,02 persen secara tahunan, memperkuat kontribusi BSI dalam mendukung ekonomi berbasis syariah. Dengan layanan bullion yang terus dikembangkan, BSI memperluas akses masyarakat untuk memiliki emas sebagai aset strategis, sekaligus mendorong inklusi keuangan berbasis syariah di Indonesia.

Selain itu, inovasi digital melalui platform BYOND by BSI turut mempermudah nasabah dalam melakukan transaksi emas secara daring. Hingga saat ini, BYOND by BSI telah memiliki lebih dari 5,23 juta pengguna, membuktikan bahwa integrasi layanan digital dan produk syariah mampu menjangkau berbagai lapisan masyarakat dengan lebih efisien.

Strategi BSI Mencapai Target Kelolaan 53 Ton

Untuk mencapai target kelolaan emas sebesar 53 ton pada 2030, BSI terus mengembangkan strategi jangka panjang. Perseroan fokus pada perluasan layanan bullion, edukasi masyarakat tentang investasi emas syariah, serta meningkatkan penetrasi pasar melalui digitalisasi. Inovasi ini diharapkan mampu menjaga pertumbuhan transaksi emas sekaligus meningkatkan loyalitas nasabah.

Bob Tyasika menekankan bahwa pengembangan bisnis bullion bukan hanya soal jumlah emas yang dikelola, tetapi juga kualitas layanan dan kepercayaan nasabah. Dengan dukungan teknologi dan produk yang terintegrasi, BSI menargetkan pertumbuhan berkelanjutan yang memberikan manfaat bagi nasabah dan mendorong stabilitas sektor keuangan syariah di Indonesia.

Selain itu, kolaborasi dengan pemerintah dan lembaga terkait juga menjadi faktor kunci. Layanan bullion BSI selaras dengan program pemerintah dalam mendorong investasi emas, meningkatkan inklusi keuangan, dan memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat bullion regional.

Secara keseluruhan, pencapaian 19 ton kelolaan emas hingga kuartal III 2025 menandai langkah awal yang solid bagi BSI. Target 53 ton pada 2030 realistis jika pertumbuhan transaksi dan diversifikasi produk terus dijaga.

BSI membuktikan bahwa integrasi layanan keuangan digital, pembiayaan syariah, dan investasi emas dapat menjadi pilar utama dalam strategi ekspansi bank syariah di era modern.

Dengan fokus pada bullion, Cicil Emas, Gadai Emas, dan Tabungan Emas, BSI memposisikan diri tidak hanya sebagai bank syariah, tetapi juga sebagai pusat layanan investasi emas terpercaya di Indonesia. Langkah ini sejalan dengan visi jangka panjang BSI untuk memperkuat inklusi keuangan syariah dan memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat luas.

Mazroh Atul Jannah

Mazroh Atul Jannah

idxcarbon adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

KUR BNI 2025: Tabel Angsuran, Syarat, dan Cara Pengajuan Modal Usaha hingga Rp500 Juta

KUR BNI 2025: Tabel Angsuran, Syarat, dan Cara Pengajuan Modal Usaha hingga Rp500 Juta

KUR Mandiri 2025: Syarat, Simulasi Cicilan, dan Cara Ajukan Pinjaman Modal Usaha Hingga Rp80 Juta

KUR Mandiri 2025: Syarat, Simulasi Cicilan, dan Cara Ajukan Pinjaman Modal Usaha Hingga Rp80 Juta

KUR BRI 2025: Syarat, Simulasi Cicilan, dan Cara Pengajuan Mudah

KUR BRI 2025: Syarat, Simulasi Cicilan, dan Cara Pengajuan Mudah

KUR BCA 2025: Panduan Lengkap Syarat, Cicilan, dan Pengajuan Mudah

KUR BCA 2025: Panduan Lengkap Syarat, Cicilan, dan Pengajuan Mudah

Update Harga Emas Perhiasan 30 Oktober 2025: Kembali Naik Rp2,055 Juta per Gram

Update Harga Emas Perhiasan 30 Oktober 2025: Kembali Naik Rp2,055 Juta per Gram