
JAKARTA - PT Solusi Sinergi Digital Tbk. (WIFI) atau Surge melakukan langkah strategis dengan menambah tiga bidang usaha baru, mencakup perdagangan besar perangkat telekomunikasi, aktivitas telekomunikasi tanpa kabel, serta penyewaan dan sewa guna usaha tanpa hak opsi mesin dan peralatan.
Menurut manajemen, diversifikasi ini bertujuan memperkuat portofolio bisnis digital dan meningkatkan efisiensi operasional perusahaan.
Dalam keterbukaan informasi yang diterbitkan Senin, 20 Oktober 2025, penambahan kegiatan usaha mencakup tiga KBLI baru, yaitu 46523 (Perdagangan Besar Peralatan Telekomunikasi), 61200 (Aktivitas Telekomunikasi Tanpa Kabel), dan 77399 (Aktivitas Penyewaan dan Sewa Guna Usaha Tanpa Hak Opsi Mesin, Peralatan, dan Barang Berwujud Lainnya). Manajemen WIFI menilai ketiga sektor ini memiliki prospek tinggi seiring meningkatnya kebutuhan konektivitas dan digitalisasi di Indonesia.
Baca JugaPurbaya: Yield SUN Terendah Bukti Kepercayaan Pasar Terhadap Indonesia
Distribusi Perangkat dan Pengembangan Teknologi Wireless
WIFI berencana menjadi distributor perangkat telekomunikasi, termasuk router, switch, server, dan perangkat jaringan optik seperti DWDM, OLT, dan ONT. Sementara itu, aktivitas telekomunikasi tanpa kabel akan difokuskan pada pengembangan teknologi fixed wireless access (FWA) di frekuensi 1,4 GHz untuk wilayah Jawa, Maluku, dan Papua.
Selain itu, perseroan akan mengelola penyewaan aset jaringan, seperti infrastruktur Fiber To The Home (FTTH) dan perangkat pendukung lainnya. Kapasitas sewa terpasang ditargetkan mencapai 200.000 unit pada 2025 dan meningkat hingga 585.000 unit pada 2030. Penambahan ini diharapkan mendorong pertumbuhan pendapatan berkelanjutan dan memperluas jangkauan layanan.
Dukungan Analisis dan Proyeksi Keuangan Positif
KJPP Syarif Endang & Rekan, sebagai penilai independen, menegaskan bahwa seluruh rencana penambahan KBLI layak dijalankan dari sisi pasar, teknis, bisnis, manajemen, dan keuangan. Hasil kajian menunjukkan nilai bersih kini (NPV) positif untuk ketiga sektor, dengan proyeksi NPV tertinggi mencapai Rp9,67 triliun pada aktivitas telekomunikasi tanpa kabel dan tingkat pengembalian internal (IRR) sebesar 58,66%.
WIFI memperkirakan ekspansi lini bisnis baru ini dapat meningkatkan laba usaha sekitar Rp23 miliar dan laba bersih hingga Rp18 miliar per tahun. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk meminta persetujuan penambahan KBLI akan digelar pada 26 November 2025. Manajemen optimistis langkah diversifikasi ini akan memperkuat posisi WIFI dalam ekosistem digital nasional dan membuka peluang pertumbuhan baru di industri telekomunikasi.
Katalis Strategis dari Akuisisi dan Lelang Frekuensi
WIFI melalui anak usahanya PT Telemedia Komunikasi Pratama memenangkan lelang frekuensi 1,4 GHz BWA Region 1 dengan nilai penawaran Rp403,76 miliar, mencakup Pulau Jawa, Papua, dan Maluku. Hal ini sejalan dengan potensi ekspansi layanan Fixed Wireless Broadband, yang menawarkan kecepatan setara broadband, biaya implementasi lebih rendah, dan fleksibilitas penyebaran tinggi.
Analis Sucor Sekuritas, Niko Pandowo, menyebutkan bahwa katalis pertumbuhan WIFI datang dari potensi akuisisi LINK dan lelang frekuensi 1,4 GHz. LINK memiliki jangkauan jaringan di Jawa dan Bali dengan lebih dari 2 juta rumah dan sekitar 850.000 pelanggan ritel. Rencana akuisisi, dikombinasikan dengan kemitraan bersama OREX SAI (NTT Docomo dan NEC), diyakini akan mempercepat peluncuran layanan Fixed Wireless di perkotaan, meningkatkan adopsi pasar, dan memperkuat margin keuntungan WIFI.
Langkah strategis ini menempatkan WIFI sebagai salah satu disruptor potensial di industri telekomunikasi, mirip dengan strategi sukses Jio Financial Services di India, memanfaatkan harga kompetitif, kebebasan dari legacy burden, dan eksekusi berbasis ekosistem yang solid.

Mazroh Atul Jannah
idxcarbon adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
2.
3.
Medco E&P Optimalkan Produksi Gas South Sumatra Block
- 21 Oktober 2025
4.
Hermanto Tanoko Umumkan Rights Issue untuk Pengembangan Bisnis
- 21 Oktober 2025
5.
RDS Group Perkuat Keamanan Siber Hadapi Lonjakan Pasar
- 21 Oktober 2025