Selasa, 21 Oktober 2025

Pemerintah Dorong Antam dan Huayou Percepat Proyek Baterai EV

Pemerintah Dorong Antam dan Huayou Percepat Proyek Baterai EV
Pemerintah Dorong Antam dan Huayou Percepat Proyek Baterai EV

JAKARTA - Pemerintah kembali menegaskan komitmennya dalam mempercepat realisasi proyek industri baterai kendaraan listrik (EV battery) sebagai bagian dari strategi besar hilirisasi mineral nasional.

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (Wamen ESDM) Yuliot Tanjung menyampaikan bahwa pemerintah tengah mendorong penyelesaian kerja sama antara PT Aneka Tambang Tbk. (Antam) dan Zhejiang Huayou Cobalt Co. Ltd. untuk proyek besar yang dikenal sebagai Proyek Titan.

“Titan ini kita lagi dorong untuk percepatan kerja sama antara Antam sama Huayou, lagi menyelesaikan perjanjian. Mudah-mudahan dalam waktu dekat selesai, kita dorong bagaimana groundbreaking-nya,” ujar Yuliot usai menghadiri Sidang Kabinet Paripurna 1 Tahun Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto–Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, di Istana Negara, Jakarta.

Baca Juga

Investor Legendaris Lo Kheng Hong Tambah Kepemilikan Saham ABM

Pernyataan tersebut memperkuat sinyal pemerintah bahwa proyek baterai listrik akan menjadi salah satu prioritas utama dalam agenda pembangunan nasional. Selain untuk mempercepat transisi energi bersih, proyek ini juga diharapkan dapat memberikan dampak ekonomi yang signifikan melalui peningkatan nilai tambah mineral dalam negeri.

Antam dan Huayou Jadi Ujung Tombak Hilirisasi Nikel

Kerja sama antara Antam dan Huayou merupakan bagian penting dalam membangun ekosistem kendaraan listrik Indonesia dari hulu ke hilir. Melalui proyek Titan, pemerintah ingin memastikan bahwa bahan baku strategis seperti nikel tidak hanya diekspor mentah, tetapi juga diolah menjadi komponen bernilai tinggi, seperti bahan katoda dan sel baterai.

Yuliot menjelaskan bahwa proyek Titan masih dalam tahap finalisasi perjanjian kerja sama, dan diharapkan dalam waktu dekat dapat segera dimulai proses groundbreaking. Langkah ini diambil agar Indonesia tidak tertinggal dalam kompetisi global di industri energi baru dan terbarukan.

Presiden Prabowo Subianto sendiri disebut telah menyoroti pentingnya percepatan proyek Titan dalam sidang kabinet, terutama setelah proyek baterai yang digarap Contemporary Amperex Technology Co. Limited (CATL) atau dikenal sebagai Proyek Dragon, lebih dahulu melangkah ke tahap pembangunan fisik.

Dengan penyelesaian kerja sama Antam dan Huayou, pemerintah berharap kedua proyek raksasa ini dapat berjalan beriringan untuk memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain utama dalam rantai pasok baterai kendaraan listrik dunia.

Proyek Strategis Bernilai Ratusan Triliun Rupiah

Proyek Titan tidak sekadar proyek biasa, melainkan termasuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) di sektor energi dan mineral. Nilai investasinya diperkirakan mencapai lebih dari US$8 miliar, atau setara Rp132,6 triliun dengan asumsi kurs Rp16.576 per dolar AS.

Proyek ini direncanakan berlokasi di Maluku Utara, sebuah kawasan yang memiliki potensi besar dalam pengembangan industri nikel dan bahan baku baterai. Berdasarkan perencanaan Kementerian ESDM, proyek tersebut ditargetkan rampung pada akhir 2027.

Selain membangun pabrik pengolahan nikel, proyek Titan juga akan mencakup fasilitas produksi bahan katoda, sel baterai, hingga perakitan kendaraan listrik, menjadikannya salah satu investasi terintegrasi terbesar dalam sejarah industri mineral Indonesia.

Pemerintah menilai, jika proyek ini terealisasi tepat waktu, Indonesia akan mampu menekan ketergantungan terhadap impor baterai dan memperkuat posisi sebagai pusat manufaktur baterai di Asia Tenggara.

Daya Dorong untuk Transisi Energi dan Ekonomi Hijau

Proyek Titan juga memiliki arti strategis dalam mendukung agenda transisi energi nasional. Dengan memproduksi baterai di dalam negeri, Indonesia dapat mempercepat adopsi kendaraan listrik, mengurangi emisi karbon, dan memperkuat ketahanan energi jangka panjang.

Wamen ESDM Yuliot Tanjung menegaskan bahwa hilirisasi mineral bukan hanya soal investasi besar, tetapi juga upaya menciptakan ekonomi hijau yang berkelanjutan. “Kita ingin proyek-proyek ini bukan hanya menghasilkan devisa, tapi juga membuka lapangan kerja baru, mentransfer teknologi, dan memperkuat posisi Indonesia di rantai pasok global,” ujarnya.

Langkah ini juga sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto yang menekankan pentingnya percepatan investasi sektor energi bersih. Presiden berharap proyek-proyek besar seperti Titan dan Dragon dapat segera beroperasi untuk menegaskan komitmen Indonesia dalam transformasi energi berkelanjutan.

Jika seluruh tahapan dapat diselesaikan sesuai rencana, proyek Titan diprediksi akan memberikan kontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi daerah, terutama di Maluku Utara, serta meningkatkan penerimaan negara dari sektor pertambangan dan energi terbarukan.

Dengan dorongan kuat pemerintah dan sinergi antara Antam serta Huayou, proyek baterai kendaraan listrik ini diharapkan menjadi momentum penting menuju kemandirian energi nasional. Melalui langkah konkret tersebut, Indonesia bukan hanya menjadi penyuplai bahan mentah, tetapi juga pemain strategis dalam industri baterai dunia yang bernilai tinggi.

Mazroh Atul Jannah

Mazroh Atul Jannah

idxcarbon adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Perpres Nilai Ekonomi Karbon Buka Peluang Investasi Hijau

Perpres Nilai Ekonomi Karbon Buka Peluang Investasi Hijau

Rempah Nekaboga Menarik Minat Pembeli Timur Tengah dan Afrika

Rempah Nekaboga Menarik Minat Pembeli Timur Tengah dan Afrika

Rute KRL Commuter Line Diperpanjang Hingga Cikampek, Transportasi Makin Modern

Rute KRL Commuter Line Diperpanjang Hingga Cikampek, Transportasi Makin Modern

Pemerintah Pacu Mandatori Bioetanol E10 Kurangi Impor Bensin

Pemerintah Pacu Mandatori Bioetanol E10 Kurangi Impor Bensin

PTBA Siapkan Groundbreaking Proyek DME Batu Bara 2026

PTBA Siapkan Groundbreaking Proyek DME Batu Bara 2026