
JAKARTA - Harga minyak global bergerak naik tipis pada akhir pekan perdagangan Jumat, 17 Oktober 2025, tetapi tren pasar menunjukkan pelemahan secara keseluruhan dalam sepekan terakhir.
Pelaku pasar masih menimbang dampak berbagai faktor global mulai dari prediksi pasokan berlebih oleh Badan Energi Internasional (IEA), dinamika geopolitik, hingga potensi perlambatan ekonomi dunia akibat tensi dagang Amerika Serikat dan China.
Kenaikan harga pada sesi terakhir belum cukup kuat untuk menutup kerugian hampir 3% yang tercatat sepanjang minggu. Berdasarkan laporan Reuters, Sabtu, 18 Oktober 2025, pasar minyak masih berada di bawah tekanan jual setelah muncul proyeksi kelebihan pasokan global pada tahun depan.
Baca JugaUpdate Harga BBM Pertamina Hari Ini 18 Oktober 2025: Pertamax Tetap Stabil
Selain itu, rencana pertemuan antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin juga menjadi perhatian utama pelaku pasar karena berpotensi memengaruhi arah kebijakan energi dunia.
Kelebihan Pasokan Global Jadi Sentimen Negatif
Laporan terbaru dari Badan Energi Internasional (IEA) memperkirakan pasokan minyak dunia akan meningkat signifikan pada 2026, sehingga menimbulkan kekhawatiran tentang kelebihan produksi. Prediksi ini menekan harga minyak mentah di bursa berjangka, terutama di tengah sinyal lemahnya permintaan akibat ketegangan geopolitik dan perlambatan ekonomi global.
Dalam perdagangan Jumat, harga minyak mentah Brent ditutup naik 23 sen atau 0,38 persen ke level US$ 61,29 per barel, sedangkan West Texas Intermediate (WTI) Amerika Serikat hanya menguat 8 sen atau 0,14 persen menjadi US$ 57,54 per barel. Kenaikan yang relatif kecil ini tidak mampu menahan laju penurunan mingguan yang sudah lebih dulu terjadi.
Meski secara harian mencatatkan penguatan, investor masih berhati-hati merespons laporan IEA yang menyoroti pertumbuhan produksi dari beberapa negara anggota OPEC dan peningkatan output Amerika Serikat. Lonjakan suplai ini dikhawatirkan menekan harga di masa mendatang, terlebih jika pertumbuhan permintaan energi global melambat.
Dinamika Politik Dunia Pengaruhi Sentimen Pasar
Selain faktor fundamental, dinamika politik global turut memengaruhi arah pergerakan harga minyak. Pasar mencermati rencana pertemuan puncak antara Donald Trump dan Vladimir Putin yang dijadwalkan berlangsung di Hungaria dua minggu mendatang. Pertemuan ini dipandang penting karena terjadi setelah tercapainya gencatan senjata sementara antara Israel dan Hamas di Gaza, yang sebelumnya menimbulkan kekhawatiran terhadap pasokan energi di kawasan Timur Tengah.
Analis Price Futures Group, Phil Flynn, menilai kondisi geopolitik yang dinamis ini bisa mengubah arah pasar energi dunia.
“Kita melihat kesepakatan damai langka di Timur Tengah, Iran dinetralkan, dan kini pembicaraan damai Ukraina muncul. Risiko baru sedang terbentuk di pasar,” ujar Flynn.
Keterangan tersebut menggambarkan bahwa walau situasi geopolitik sempat menenangkan pasar, potensi perubahan mendadak tetap ada. Investor masih memantau apakah kesepakatan damai yang muncul benar-benar akan meredam ketidakpastian atau justru menciptakan risiko baru dalam rantai pasokan global.
Selain itu, ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan China juga menambah tekanan terhadap pasar energi. Sengketa tarif dan pembatasan ekspor yang kembali mencuat dinilai dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi global dan mengurangi kebutuhan energi industri.
Gangguan di Kilang AS dan Dampaknya ke Pasar Domestik
Dari sisi domestik Amerika Serikat, pasar energi juga diguncang oleh insiden kebakaran di kilang BP Whiting, Indiana, yang merupakan salah satu fasilitas pengolahan terbesar di kawasan Midwest. Gangguan operasional ini menimbulkan kekhawatiran terhadap ketersediaan bahan bakar di wilayah tersebut.
Kepala Analisis GasBuddy, Patrick DeHaan, memperkirakan harga bensin di wilayah Great Lakes akan melonjak sekitar 20 sen per galon akibat kebakaran tersebut. “Gangguan di kilang Whiting memberikan dampak langsung terhadap pasokan regional dan kemungkinan besar mendorong kenaikan harga di pasar domestik,” katanya.
Sementara itu, laporan dari Energy Information Administration (EIA) menunjukkan bahwa persediaan minyak mentah AS meningkat 3,5 juta barel menjadi 423,8 juta barel. Angka ini jauh melampaui perkiraan analis, yang sebelumnya memperkirakan kenaikan lebih moderat. Peningkatan stok terjadi seiring menurunnya tingkat penyulingan dan kenaikan produksi harian minyak AS yang kini mencapai 13,63 juta barel per hari, mencatat rekor tertinggi baru.
Lonjakan produksi ini memperkuat kekhawatiran pasar terhadap kondisi kelebihan pasokan global. Ketika pasokan terus meningkat di tengah melemahnya permintaan, potensi penurunan harga di masa depan menjadi semakin besar.
Pasar Minyak Bergerak di Antara Optimisme dan Kekhawatiran
Secara keseluruhan, pergerakan harga minyak dunia masih berada dalam fase ketidakpastian. Kenaikan tipis yang terjadi menjelang akhir pekan menunjukkan adanya optimisme bahwa stabilitas geopolitik dapat memperbaiki sentimen pasar. Namun, laporan IEA tentang potensi surplus minyak dan meningkatnya produksi Amerika Serikat menahan potensi penguatan lebih lanjut.
Pelaku pasar kini memusatkan perhatian pada hasil pertemuan politik antara Amerika Serikat dan Rusia yang bisa menjadi penentu arah kebijakan energi global berikutnya. Jika pertemuan menghasilkan kesepakatan yang menekan eskalasi konflik, harga minyak berpotensi pulih. Sebaliknya, jika tensi meningkat atau pasokan tetap berlebih, tekanan harga mungkin akan berlanjut.
Untuk saat ini, pasar energi global harus berhadapan dengan keseimbangan yang rapuh antara harapan stabilitas politik dan realitas kelebihan pasokan. Kondisi tersebut membuat harga minyak tetap fluktuatif dengan tren melemah secara mingguan, sekaligus menjadi cerminan kompleksitas dinamika global yang memengaruhi sektor energi dunia.

Mazroh Atul Jannah
idxcarbon adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Harga Emas Antam, UBS, dan Galeri24 Naik Lagi, Cek Rinciannya di Sini
- Sabtu, 18 Oktober 2025
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
2.
Harga Sembako Jatim Hari Ini: Bawang Putih Naik, Daging Turun
- 18 Oktober 2025
3.
4.
Menjelang Rilis Kinerja Kuartal Tiga, Saham BBCA Naik Lagi
- 18 Oktober 2025