Resep Biji Salak Legendaris, Cita Rasa Takjil Nusantara yang Selalu Dirindukan
- Selasa, 14 Oktober 2025

JAKARTA - Di setiap bulan Ramadan, ada satu kudapan tradisional yang selalu berhasil menggoda lidah masyarakat Indonesia biji salak.
Paduan rasa manis, gurih, dan tekstur kenyal membuatnya bukan sekadar takjil, melainkan bagian dari kenangan masa kecil yang melekat di hati banyak orang.
Terbuat dari bahan sederhana seperti ubi, tepung tapioka, gula merah, dan santan, hidangan ini sering disajikan hangat untuk menemani waktu berbuka puasa atau sekadar camilan sore hari. Selain itu, resep biji salak kini makin beragam karena bisa dimodifikasi dengan tambahan rasa pandan, durian, hingga ubi ungu.
Baca JugaManfaat Sup Jagung untuk Kesehatan, Bantu Turunkan Kolesterol Jahat
Kelezatannya yang khas membuat biji salak menjadi simbol kekayaan kuliner Nusantara. Di balik kesederhanaan tampilannya, terdapat nilai budaya dan rasa nostalgia yang mendalam. Tak heran, dari warung takjil kaki lima hingga restoran besar, hidangan ini tak pernah kehilangan penggemarnya.
Makna dan Filosofi di Balik Semangkuk Biji Salak
Banyak yang keliru mengira biji salak benar-benar terbuat dari buah salak. Padahal, nama itu muncul karena bentuk bulat kecil dan warna kecokelatan dari adonan ubi dan gula merah yang menyerupai biji salak sesungguhnya.
Menurut buku Homemade Camilan ++ Adviany Kitchen: Kuliner Ngehits Buatan Sendiri (2018) karya Adviany Tenri Fada Pia, hidangan ini memiliki karakter manis-gurih yang sempurna ketika disantap dalam keadaan hangat. Proses pembuatannya sederhana: ubi atau labu kuning yang telah dikukus dihaluskan, dicampur tepung sagu atau tapioka, lalu dibentuk bulatan kecil sebelum direbus hingga mengapung.
Biji salak yang kenyal ini kemudian disiram dengan kuah gula merah kental dan santan gurih, menciptakan sensasi rasa yang lembut sekaligus mengenyangkan. Tak hanya menggugah selera, takjil ini juga mengandung karbohidrat alami yang membantu memulihkan energi setelah seharian berpuasa.
Popularitasnya tidak hanya didukung oleh rasanya, tetapi juga kemudahan menemukan bahan dan cara membuatnya. Baik di pasar tradisional maupun penjual musiman, biji salak selalu hadir membawa suasana hangat khas Ramadhan.
Ragam Resep Biji Salak yang Bisa Dibuat di Rumah
Keistimewaan biji salak tak hanya pada rasanya, tetapi juga pada keberagamannya. Dari ubi kuning hingga ubi ungu, dari pandan sampai durian — semua bisa dikreasikan tanpa kehilangan cita rasa aslinya.
Berikut rangkuman sembilan resep biji salak legendaris yang mudah dibuat di rumah:
Biji Salak Ubi Kuning
Bahan: ubi kuning kukus, tepung tapioka, garam, gula merah, santan, dan daun pandan.
Cara membuat: aduk semua bahan hingga kalis, bentuk bulatan kecil, rebus sampai mengapung, lalu siram dengan kuah santan gula merah yang manis.
Biji Salak Ubi Ungu
Gunakan ubi ungu kukus sebagai bahan utama untuk hasil warna yang cantik dan aroma lembut. Kuah santan dan gula merah membuatnya semakin nikmat.
Biji Salak Labu Kuning
Labu kuning memberi rasa lembut dan aroma khas. Cukup campur labu halus dengan tepung tapioka, lalu sajikan dengan kuah santan manis.
Biji Salak Pandan
Tambahkan pasta pandan untuk cita rasa dan warna hijau alami yang menggugah selera.
Biji Salak Gula Aren
Gunakan gula aren sebagai pemanis alami untuk rasa manis yang lebih lembut dan aroma khas tradisional.
Biji Salak Durian
Campuran daging durian dalam kuah santan dan gula merah menghadirkan sensasi legit nan mewah.
Biji Salak Ubi Putih Saus Jahe
Jahe memberi kehangatan alami, sangat cocok dinikmati di malam hari atau saat cuaca dingin.
Biji Salak Campur Kolak Pisang
Kombinasi pisang dan biji salak dalam satu mangkuk menghadirkan tekstur beragam dan rasa yang kaya.
Biji Salak Ubi Ungu Kuah Santan Kental
Dengan santan lebih pekat, biji salak ubi ungu menghasilkan rasa gurih lembut yang menggoda lidah.
Menariknya, ubi sebagai bahan utama bukan hanya lezat tetapi juga bergizi. Mengutip Anwar (2019) dari buku Fortifikasi Tepung Ubi Jalar Kuning dan Daun Kelor untuk Optimalisasi Formula Roti (2025) oleh Rusta Malum Purba dkk., ubi jalar kuning mengandung betakaroten tinggi yang berfungsi sebagai antioksidan. Kandungan ini mampu melindungi sel tubuh dari radikal bebas, menurunkan risiko penyakit jantung, serta memperlambat penuaan dini.
Selain itu, studi dari jurnal Divagatra: Jurnal Penelitian Mahasiswa Desain (2024) menyebutkan bahwa camilan tradisional seperti biji salak memiliki nilai budaya tinggi, karena setiap daerah memiliki ciri khas dalam bahan dan cara pengolahan yang diwariskan turun-temurun. Oleh karena itu, melestarikan resep biji salak berarti menjaga warisan cita rasa Indonesia.
Biji Salak, Simbol Manisnya Tradisi Nusantara
Lebih dari sekadar makanan, biji salak adalah simbol kehangatan dan kebersamaan. Setiap sendokannya membawa rasa manis nostalgia, mengingatkan pada momen berbuka bersama keluarga di masa kecil.
Kini, meski zaman telah berubah dan tren kuliner modern bermunculan, biji salak tetap bertahan sebagai salah satu kuliner legendaris Indonesia. Kehadirannya menjadi bukti bahwa resep tradisional tak pernah kehilangan tempat di hati masyarakat.
Dengan berbagai inovasi rasa dan tampilan, biji salak terus menegaskan eksistensinya sebagai warisan kuliner yang tak lekang waktu — manis, kenyal, dan selalu dirindukan.

Mazroh Atul Jannah
idxcarbon adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Jakarta Music Con 2025 Hidupkan Ekosistem Musik dan Merchandise Lokal
- Selasa, 14 Oktober 2025
Rekomendasi Kuliner Malam Surabaya: 12 Sajian Legendaris yang Wajib Dicoba
- Selasa, 14 Oktober 2025
Waspadai Kandungan Berbahaya dalam Sirup Obat Batuk yang Sering Disalahgunakan
- Selasa, 14 Oktober 2025
Terpopuler
1.
Cara Gen Z Menilai Rumah, Antara Gaya Hidup dan Investasi
- 14 Oktober 2025
2.
10 Rekomendasi Jajanan Kaki Lima Legendaris di Jakarta
- 14 Oktober 2025
3.
5.
OJK Luncurkan Empat Jurus Baru Tumpas Gadai Ilegal di Indonesia
- 14 Oktober 2025