Dalam berbisnis, account receivable menjadi salah satu hal krusial yang harus dikelola dengan cermat oleh perusahaan. Account receivable merupakan total nilai tagihan dari pelanggan yang belum dibayar sepenuhnya oleh mereka atas produk atau layanan yang telah diberikan oleh perusahaan.
Pengelolaan yang baik terhadap account receivable akan membantu perusahaan dalam memastikan likuiditas yang baik dan meminimalkan risiko tunggakan yang berpotensi menyebabkan masalah finansial.
Account receivable, atau piutang usaha, merujuk pada tagihan yang harus diterima oleh perusahaan dari pelanggan atas pembelian produk atau layanan. Ketika perusahaan menjual barang atau jasa secara kredit, artinya mereka memberikan pelanggan waktu tertentu untuk membayar.
Selama periode ini, jumlah tersebut dicatat dalam piutang usaha. Piutang usaha biasanya memiliki jangka waktu pembayaran yang bervariasi, misalnya 30, 60, atau 90 hari. Piutang usaha termasuk dalam aset lancar perusahaan karena diharapkan akan diubah menjadi kas dalam waktu yang relatif singkat. Namun, tingkat risiko atas piutang usaha bisa berbeda-beda, tergantung pada kebijakan kredit yang diterapkan dan profil kredit dari masing-masing pelanggan.
Mengelola piutang usaha dengan efektif sangat penting bagi kesehatan keuangan perusahaan. Pasalnya, dengan mengoptimalkan proses penerimaan pembayaran dari pelanggan, perusahaan dapat memastikan ketersediaan dana yang cukup untuk memenuhi kewajiban keuangan yang mendesak dan memanfaatkan peluang investasi yang menguntungkan.
Manajemen yang baik terhadap piutang usaha juga akan membantu dalam mengurangi risiko tunggakan atau piutang macet yang dapat menyebabkan kerugian finansial dan mengganggu arus kas perusahaan. Artinya, dengan memiliki sistem dan proses yang efektif untuk mengelola piutang usaha, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi operasional dan mengurangi biaya administrasi terkait penagihan dan pemantauan piutang.
Sementara itu, proses pengelolaan piutang yang tepat juga membantu dalam membangun hubungan yang baik dengan pelanggan, karena mereka merasa diperlakukan dengan adil dan profesional.
Tips untuk Mengelola Account Receivable dengan Efektif
Untuk mengoptimalkan manajemen piutang usaha, perusahaan harus mengadopsi beberapa strategi dan praktik terbaik. Misalnya, dengan menetapkan kebijakan kredit yang jelas dan tegas, termasuk batas kredit dan persyaratan pembayaran. Lakukan evaluasi kredit secara hati-hati sebelum memberikan kredit kepada pelanggan baru. Nah, untuk lebih lengkapnya, berikut uraian yang bisa dipahami.1. Faktur yang Jelas dan Akurat Pastikan bahwa faktur yang diberikan kepada pelanggan akurat dan lengkap, termasuk detail produk atau layanan yang diberikan, harga, jumlah, dan tanggal jatuh tempo pembayaran.
2. Penagihan yang Tepat Waktu Lakukan penagihan tepat waktu sesuai dengan jangka waktu pembayaran yang telah ditentukan. Jika terdapat tunggakan, segera hubungi pelanggan untuk mengingatkan dan mendapatkan konfirmasi pembayaran.
3. Penyesuaian Kebijakan Pembayaran Pertimbangkan untuk memberikan insentif pembayaran tepat waktu, seperti diskon atau program potongan harga untuk pelanggan yang membayar lebih awal.
4. Pemantauan dan Analisis Pantau piutang usaha secara teratur dan identifikasi tren atau pola dalam pembayaran pelanggan. Analisis ini akan membantu dalam mengevaluasi efektivitas kebijakan kredit dan proses penagihan.
5. Otomasi Proses Manfaatkan teknologi dan sistem informasi untuk mengotomatisasi proses penagihan dan pemantauan piutang. Automasi dapat meningkatkan efisiensi dan akurasi dalam pengelolaan piutang usaha.
Jenis-jenis Piutang Usaha
Piutang usaha dapat dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan karakteristiknya. Berikut adalah beberapa jenis yang umum ditemukan dalam praktik bisnis.1. Piutang Dagang Piutang dagang adalah jenis yang terkait dengan penjualan barang atau jasa perusahaan kepada pelanggan. Ini merupakan jenis piutang usaha paling umum. Biasanya, piutang dagang muncul setelah perusahaan memberikan kredit kepada pelanggan dengan jangka waktu pembayaran tertentu.
2. Piutang Tak Tertagih Piutang tak tertagih (uncollectible receivables) juga dikenal sebagai piutang ragu-ragu atau piutang macet. Ini adalah piutang yang dianggap sulit atau tidak mungkin untuk dapat ditagih oleh perusahaan karena pelanggan tidak sanggup membayar atau telah bangkrut. Perusahaan biasanya harus mencatat piutang tak tertagih sebagai kerugian dalam laporan keuangan mereka.
3. Piutang Karyawan Piutang karyawan adalah piutang yang timbul ketika perusahaan memberikan pinjaman atau pemberian kredit khusus kepada karyawan. Biasanya, jenis piutang ini terjadi ketika karyawan meminta pinjaman lunak, dan perusahaan mencatat jumlah tersebut sebagai piutang dan mengatur pembayaran kembali oleh karyawan.
4. Piutang Pajak Piutang pajak merupakan piutang yang timbul ketika perusahaan membayar pajak lebih dari yang seharusnya. Ketika ada perbedaan antara jumlah pajak yang dibayar dan jumlah pajak yang sebenarnya harus dibayar, maka perusahaan akan memiliki piutang pajak dari pemerintah yang dapat digunakan sebagai kredit pajak di masa depan.
5. Piutang dari Vendor Piutang dari vendor adalah piutang yang diterima oleh perusahaan dari pihak ketiga, seperti vendor atau supplier. Piutang ini timbul ketika perusahaan telah membayar lebih dari yang seharusnya kepada vendor, dan perusahaan meminta pengembalian dana atau kredit untuk transaksi yang telah dilakukan.
Selain jenis-jenis piutang di atas, ada juga jenis piutang lainnya yang dapat muncul sesuai dengan karakteristik bisnis dan transaksi tertentu. Misalnya, piutang dari pelanggan yang membeli produk atau layanan melalui sistem cicilan, piutang dari pihak asuransi untuk klaim yang diajukan oleh perusahaan, atau piutang dari pihak lain yang memiliki kewajiban pembayaran kepada perusahaan.
Strategi untuk Mengoptimalkan Arus Kas Melalui Account Receivable
Selain mengelola piutang usaha dengan efektif, ada beberapa strategi tambahan yang dapat membantu perusahaan mengoptimalkan arus kas melalui account receivable. Pertama, buat anggaran yang realistis untuk pendapatan dan pengeluaran perusahaan, termasuk estimasi penerimaan dari piutang usaha. Dengan demikian, perusahaan dapat merencanakan penggunaan dana secara lebih efektif.Kemudian, perusahaan juga dapat melakukan diversifikasi portofolio pelanggan. Dengan begitu, dapat mengurangi risiko ketergantungan pada satu atau beberapa pelanggan besar. Dengan memiliki basis pelanggan yang beragam, risiko tunggakan dapat lebih terkontrol.
Salah satu tips yang tepat adalah memberikan diskon untuk pembayaran tepat waktu, serta pertimbangkan juga untuk menawarkan skema kredit khusus, seperti kredit fleksibel atau pembayaran dalam cicilan bagi pelanggan yang memiliki permintaan besar.
Perusahaan juga bisa mempertimbangkan untuk menjual piutang usaha kepada pihak ketiga (factor) untuk mendapatkan dana tunai dengan cepat. Meskipun ada biaya yang terkait dengan layanan ini, itu dapat membantu meningkatkan likuiditas perusahaan.
Manajemen account receivable yang baik melibatkan pemantauan dan pengelolaan berbagai jenis piutang ini dengan cermat. Perusahaan harus memiliki sistem dan proses yang efektif untuk mengidentifikasi, menghitung, dan mengelola piutang usaha, serta melakukan langkah-langkah pencegahan terhadap potensi piutang tak tertagih yang dapat berdampak negatif pada keuangan perusahaan.