
JAKARTA - Jakarta bersiap memasuki babak baru dalam sistem transportasi publiknya. Setelah lama menunggu, bus listrik buatan dalam negeri akhirnya siap mengaspal di Ibu Kota.
Inisiatif ini menjadi tonggak penting dalam upaya pemerintah mendorong kemandirian industri otomotif nasional sekaligus memperkuat komitmen terhadap transportasi ramah lingkungan.
Adalah karoseri Laksana Bus Manufaktur yang dipercaya menjadi mitra produksi dalam proyek bus listrik lokal untuk Transjakarta. Perusahaan berbasis di Ungaran, Jawa Tengah ini telah mengirim sejumlah unit bus listrik yang kini menjalani tahap uji coba di Jakarta.
Baca JugaPertamina Pastikan Uji Laboratorium Tidak Temukan Etanol di Pertalite
Vice President Corporate Secretary DAMRI Indonesia, Chrystian R. M. Pohan, mengatakan bahwa pemilihan Laksana dilakukan melalui proses yang selektif dan sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh agen pemegang merek (APM).
“Untuk pemilihan karoseri Laksana, kami menyerahkan kepada pihak APM karena tentunya secara teknis sudah melalui proses pengembangan sehingga kompatibilitas antara chassis dan karoserinya sudah teruji,” ujar Chrystian.
Uji Coba di Koridor 2A Transjakarta
Chrystian menjelaskan, sebelum resmi dioperasikan, bus listrik tersebut akan melalui pemeriksaan teknis menyeluruh. Saat ini, pengujian dilakukan di Koridor 2A Transjakarta yang melayani rute Pulogadung–Rawabuaya.
“Nantinya akan dioperasikan menyesuaikan dengan kebutuhan pelayanan Transjakarta, di antaranya yang sudah dilakukan tes jalur yaitu di Koridor 2A,” katanya.
Pada tahap awal, DAMRI Indonesia memesan 80 unit bus listrik untuk kebutuhan Transjakarta. Ini menjadi pengadaan pertama dalam skala besar untuk kendaraan listrik buatan lokal yang akan melayani warga Jakarta.
Produksi Bertahap Hingga Akhir Tahun
Manajer Brand & Marketing Communication Laksana Bus Manufaktur, Singgih Eko Yudistiro, menjelaskan bahwa proses pengiriman bus dilakukan secara bertahap hingga seluruh unit rampung dikirim pada akhir 2025.
“Masih gradual ya. Yang sudah kami deliver sekitar sepuluh unit dan akan terus kami deliver bertahap sampai akhir tahun dengan total 80 unit,” ungkap Singgih.
Beberapa unit bus, lanjutnya, masih dalam tahap penyempurnaan akhir di pabrik Laksana sebelum dikirim ke Jakarta. Pengiriman bus dilakukan dengan sistem towing, dan setiap unit dibungkus rapat dengan plastik pelindung untuk menjaga kondisi eksterior.
“Jadi area-area yang ada cat dan gambarnya, itu kami wrapping, kami kasih plastik itu biar tetap bagus, jadi enggak kesenggol-senggol,” jelasnya.
Langkah Awal Menuju Ekspansi Nasional
Tak hanya berhenti di Jakarta, Laksana Bus juga berharap proyek ini menjadi pintu pembuka ekspansi bus listrik ke berbagai kota lain di Indonesia. Menurut Singgih, potensi penerapan kendaraan ramah lingkungan sangat besar, terutama di daerah yang sedang memperkuat sistem transportasi massalnya.
Salah satu wilayah yang sudah menunjukkan ketertarikan adalah Provinsi Jawa Tengah. Bahkan, Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi sempat meninjau langsung produk bus listrik Laksana Nucleus 6 dalam ajang Government Auto Show Commercial Vehicle Expo (GAS CVE) 2025 di Lanumad Ahmad Yani, Semarang, pada 13 September 2025 lalu.
“Kemarin kami juga ketemu dengan Gubernur Jawa Tengah. Beliau juga sempat berseloroh, ‘Eh bagus nih kayaknya kalau buat TransJateng’,” ujar Singgih.
Meski demikian, hingga kini belum ada pembicaraan lanjutan antara Laksana dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terkait potensi kerja sama tersebut.
“Harapannya sih begitu (beroperasi di kota lain). Tapi dari Pemprov Jateng sementara belum ada tindak lanjut sih. Kami juga belum sempat sowan ke sana lagi,” ungkapnya.
Kebanggaan Produk Anak Bangsa
Proyek bus listrik ini memiliki makna lebih dari sekadar modernisasi transportasi. Bagi Laksana, keberhasilan memproduksi bus listrik pertama untuk sistem transportasi publik nasional adalah simbol kemandirian teknologi Indonesia.
“Jadi, ini satu kebanggaan tersendiri, ya, buat kami dan juga buat Indonesia. Makanya kemarin kami itu bikin campaign Nation Pride. Jadi bangga buat anak Indonesia,” kata Singgih.
Langkah ini juga sejalan dengan arah kebijakan pemerintah dalam mendorong industri otomotif lokal dan transisi menuju energi bersih. Dengan mengutamakan produk dalam negeri, proyek ini diharapkan dapat menumbuhkan ekosistem kendaraan listrik nasional—mulai dari produsen komponen hingga penyedia jasa transportasi.
Dampak Positif bagi Transportasi Publik
Kehadiran bus listrik buatan lokal diyakini akan membawa dampak positif bagi layanan Transjakarta dan pengguna transportasi umum. Selain ramah lingkungan, kendaraan ini menawarkan efisiensi energi dan kenyamanan lebih tinggi bagi penumpang.
Jika uji coba berjalan sesuai rencana, kehadiran 80 unit bus listrik di armada Transjakarta pada akhir 2025 akan menjadi bukti nyata bahwa Indonesia mampu berinovasi dan bersaing di industri otomotif masa depan.

Mazroh Atul Jannah
idxcarbon adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Proyek Tol Betung–Jambi Seksi 1A Wujudkan Pembangunan Hijau dan Inklusif
- Senin, 13 Oktober 2025
Gibran Hadiri Rapat Kabinet di Kertanegara, Fokus Papua dan Devisa Ekspor
- Senin, 13 Oktober 2025
Bulog dan Kementan Benahi Sistem Gudang Beras Nasional untuk Jaga Kualitas
- Senin, 13 Oktober 2025
Terpopuler
1.
20 Rekomendasi Drakor Komedi Terlucu dengan Rating Tertinggi
- 13 Oktober 2025
2.
Bisakah Bayar Tagihan Pakai Spaylater? Simak Penjelasannya
- 13 Oktober 2025
3.
4.
5.
Menkeu Purbaya Targetkan Rasio Pajak Naik 12 Persen
- 13 Oktober 2025