Sabtu, 16 November 2024

ASDP Indonesia Ferry: Menjadi Perusahaan Penyeberangan Terbesar Dunia dengan Komitmen Ketahanan Nasional

ASDP Indonesia Ferry: Menjadi Perusahaan Penyeberangan Terbesar Dunia dengan Komitmen Ketahanan Nasional

JAKARTA - PT ASDP Indonesia Ferry (Persero), sebagai pemimpin global dalam industri penyeberangan, berkomitmen untuk menyediakan layanan di seluruh wilayah Indonesia dengan fokus pada ketahanan maritim dan ekonomi nasional. Corporate Secretary ASDP, Shelvy Arifin, mengungkapkan bahwa perusahaan terus memperbaiki layanan hingga ke daerah-daerah terpencil dengan menambah armada dan meningkatkan fasilitas pelabuhan. ASDP, yang awalnya merupakan perum, bertransformasi menjadi perusahaan BUMN berstandar internasional pada tahun 2004. Dalam dekade berikutnya, terjadi peningkatan dua kali lipat dalam jumlah pengguna jasa penyeberangan, yang mendorong perusahaan untuk memperluas armadanya sejak tahun 2012.

Manajemen ASDP telah memasukkan rencana penambahan armada dalam Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) untuk mendukung pengembangan jalur penyeberangan yang menghubungkan berbagai pulau di Indonesia. Pengelolaan oleh BUMN ini menegaskan peran negara dalam penyediaan layanan umum.

Saat ini, ASDP menjadi operator pelayaran penyeberangan terbesar di dunia dengan 225 kapal yang layak laut dan lebih dari 314 rute di seluruh Indonesia. Penambahan armada ini adalah hasil dari akuisisi perusahaan kapal. Dengan armada ini, ASDP mewujudkan slogan "We Bridge The Nation," yang menghubungkan seluruh nusantara dari Sabang hingga Merauke dan Miangas hingga Rote. Shelvy menegaskan bahwa ASDP berkomitmen untuk menyediakan layanan terbaik dan memastikan kehadiran negara dalam sektor penyeberangan.

Baca Juga

Askrindo Dorong Generasi Emas Indonesia 2045 melalui Gerakan Anak Sehat di Labuan Bajo

Sekitar 70% dari layanan ASDP meliputi rute perintis yang memperkuat konektivitas ke wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar), sedangkan 30% sisanya adalah rute komersial yang mendukung rute perintis. ASDP terus berkomitmen untuk meningkatkan layanan dan menambah kapal guna memastikan kualitas pelayanan.

Laporan kinerja untuk semester pertama 2024 menunjukkan bahwa ASDP melayani 5,89 juta penumpang dan 11,42 juta kendaraan. Digitalisasi di 37 pelabuhan di seluruh Indonesia telah mempermudah akses dan transaksi, meningkatkan efisiensi bisnis. Pendapatan konsolidasi naik 9% menjadi Rp 2,560 triliun, dengan laba mencapai Rp 356 miliar, mencerminkan hasil positif dari inovasi digital.

Sejak 2014, ASDP telah merencanakan penambahan kapal untuk mengantisipasi lonjakan penumpang dan barang, dengan persetujuan dari Kementerian BUMN. Dalam 10 tahun terakhir, pendapatan ASDP melonjak 188%, sementara laba bersih meningkat 317%. Menteri BUMN Erick Thohir memuji kinerja ASDP sebagai operator armada penyeberangan terbesar dan menekankan pentingnya peningkatan fasilitas dan pelayanan sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo. Erick juga mendorong ASDP untuk terus berinovasi, termasuk melalui layanan tiket ferry daring, Ferizy, yang memudahkan reservasi dan pembelian tiket secara online.

Redaksi

Redaksi

idxcarbon adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Bos Lion Air Resmi Jadi Dirut Garuda Indonesia

Bos Lion Air Resmi Jadi Dirut Garuda Indonesia

RUPS PLN Tetapkan Empat Komisaris Baru dan Perpanjang Dua Jabatan Direksi

RUPS PLN Tetapkan Empat Komisaris Baru dan Perpanjang Dua Jabatan Direksi

Kementerian BUMN Tunjuk Jisman P. Hutajulu Sebagai Komisaris Baru PT PLN (Persero)

Kementerian BUMN Tunjuk Jisman P. Hutajulu Sebagai Komisaris Baru PT PLN (Persero)

Sarana Menara Nusantara Tandatangani Perubahan Perjanjian Kredit dengan Bank Danamon

Sarana Menara Nusantara Tandatangani Perubahan Perjanjian Kredit dengan Bank Danamon

Pimpin Delegasi Indonesia di COP29, Hashim Djojohadikusumo Pikat Pendanaan Hijau EUR 1,2 Miliar untuk Sektor Kelistrikan

Pimpin Delegasi Indonesia di COP29, Hashim Djojohadikusumo Pikat Pendanaan Hijau EUR 1,2 Miliar untuk Sektor Kelistrikan