PLN Indonesia Power Menguatkan Komitmen Pelestarian Gajah Sumatra Melalui Dukungan Infrastruktur Patroli

JAKARTA-PLN Indonesia Power (PLN IP), melalui Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Keramasan, terus memberikan dukungan dalam pelestarian Gajah Sumatra di Pusat Latihan Gajah (PLG) Sumatra Padang Sugihan, Kabupaten Banyuasin, Sumatra Selatan. Melalui Memorandum of Understanding (MoU) dengan BKSDA Provinsi Sumatra Selatan, PLN IP telah menyediakan prasarana patroli darat dan air untuk memfasilitasi pengawasan dan perlindungan terhadap gajah tersebut.

Direktur Utama PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra, menyatakan bahwa ini merupakan bagian dari komitmen perusahaan dalam mendukung transisi energi yang berkelanjutan. Kerja sama ini, yang telah berlangsung sejak tahun 2021, menunjukkan keseriusan PLN IP dalam menjaga keanekaragaman hayati, sejalan dengan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG).

Pada acara penyerahan prasarana patroli, Kepala Balai KSDA Provinsi Sumatra Selatan, Ujang Wisnu Barata, mengapresiasi dukungan konsisten PLN IP dalam pelestarian gajah di PLG Sumatra Padang Sugihan. Prasarana ini, termasuk kendaraan bermotor dan speedboat, diharapkan dapat meningkatkan efektivitas patroli dan pemantauan terhadap gajah yang dilindungi.

Baca Juga

Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2040

Aryati, Vice President Corporate Communication and CSR PLN Indonesia Power, menegaskan bahwa ini adalah wujud nyata dari komitmen perusahaan dalam menjalankan bisnis berwawasan lingkungan. Dukungan ini diharapkan dapat membantu transformasi PLN menjadi perusahaan yang lebih hijau.

Djismun Kasrie, mewakili Dewan Pertimbangan Proper, menilai kerja sama ini sebagai langkah yang sangat baik dalam upaya pelestarian gajah serta pencapaian proper emas untuk PLN Indonesia Power UBP Keramasan. Harapannya, kerja sama ini juga akan membawa manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar melalui pengembangan ekowisata.

Kerja sama antara BKSDA Sumsel dengan PLN Indonesia Power UBP Keramasan telah berlangsung selama tiga tahun, dengan harapan dapat terus berlanjut dalam upaya pelestarian fauna serta pengembangan ekowisata di daerah tersebut.