Investasi China Dorong Pabrik Kelapa Serap Ribuan Pekerja

Jumat, 17 Oktober 2025 | 16:18:12 WIB
Investasi China Dorong Pabrik Kelapa Serap Ribuan Pekerja

JAKARTA - Indonesia kembali menarik investasi strategis dari China dengan dimulainya pembangunan dua pabrik pengolahan kelapa sejak kuartal III-2025.

Menteri Investasi dan Kepala BKPM, Rosan P. Roeslani, menyebut proyek tahap pertama ini telah menyerap 5.000 tenaga kerja lokal. Total investasi pada tahap awal mencapai US$ 100 juta, menandai langkah konkret dalam memperkuat sektor pertanian dan hilirisasi kelapa di tanah air.

Rosan menjelaskan, proyek ini awalnya beroperasi di China dengan kelapa impor dari Indonesia. Namun, pemerintah berhasil meyakinkan investor untuk membangun fasilitas produksi langsung di Indonesia. "Alhamdulillah sudah mulai, sudah groundbreaking, sudah berjalan sekarang konstruksinya," ujar Rosan.

Salah satu investor utama, Zhejiang FreeNow Food Co., Ltd, merupakan produsen kelapa dan turunannya terbesar di China dengan enam pabrik di negaranya. Sementara investor kedua merupakan konsorsium gabungan perusahaan China dan Indonesia, yang menunjukkan sinergi bilateral dalam investasi sektor pangan.

Pemanfaatan Kelapa Secara Maksimal

Pabrik kelapa baru ini dirancang untuk memanfaatkan 100 persen bagian dari kelapa, sehingga setiap bagian tanaman bernilai ekonomis tinggi. Setiap pabrik diproyeksikan membutuhkan 500 juta butir kelapa sebagai bahan baku, yang seluruhnya dipasok dari dalam negeri. Pendekatan ini tidak hanya menambah nilai tambah produk lokal, tetapi juga memperkuat rantai pasok pertanian nasional.

Dengan pemanfaatan maksimal kelapa, produk yang dihasilkan bisa mencakup berbagai turunan seperti minyak kelapa, santan, serat, dan produk olahan lainnya. Langkah ini sejalan dengan strategi hilirisasi yang mendorong peningkatan kualitas ekspor dan kemampuan Indonesia bersaing di pasar global.

Rosan menegaskan, pemanfaatan penuh bahan baku lokal menjadi salah satu kunci keberhasilan investasi. "Pabrik ini akan memanfaatkan kelapa secara menyeluruh, sehingga nilai tambah yang dihasilkan cukup besar," ujarnya.

Investasi dan Dampak Tenaga Kerja

Meskipun nilai investasi proyek kelapa lebih kecil dibandingkan sektor hilirisasi mineral yang bisa mencapai miliaran dolar, dampaknya terhadap penyerapan tenaga kerja cukup signifikan. Setiap pabrik diperkirakan menyerap 5.000 pekerja lokal, jauh melebihi jumlah pekerja yang terserap dari investasi mineral raksasa.

"Bandingkan saja dengan investasi hilirisasi yang mencapai US$ 1 miliar sampai US$ 3 miliar, tapi penyerapan tenaga kerjanya masih lebih sedikit dibanding investasi US$ 100 juta ini," kata Rosan.

Proyek ini diharapkan menjadi motor penggerak ekonomi lokal, terutama di sektor pertanian dan perkebunan yang selama ini kurang tersentuh investasi skala besar. Kehadiran pabrik kelapa akan membuka peluang usaha pendukung, mulai dari penyediaan bahan baku hingga distribusi produk jadi, yang turut meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.

Selain dampak tenaga kerja, investasi ini juga memberikan peluang transfer teknologi dari China ke Indonesia, baik dalam proses produksi maupun manajemen operasional pabrik kelapa. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas industri pengolahan kelapa nasional agar lebih kompetitif di pasar global.

Progres Pembangunan dan Prospek Ekonomi

Pembangunan pabrik kelapa saat ini sudah memasuki tahap pertama dan direncanakan berlanjut hingga tiga tahap, masing-masing bernilai US$ 100 juta. Realisasi tahap awal hingga kuartal III-2025 tercatat sekitar 20 persen, dan diperkirakan akan mencapai 55 persen pada akhir tahun ini.

Rosan menekankan, kemajuan proyek dihitung berdasarkan investasi yang telah direalisasikan, bukan sekadar komitmen, agar data yang diberikan akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. "Udah mulai jalan, kan kita kasih pelaporan pada saat mereka sudah realisasi. Jadi sesuai dengan realisasi investasi yang sudah mereka keluarkan di Indonesia," ujarnya.

Pabrik kelapa ini diharapkan memberikan manfaat ekonomi nyata, memperkuat rantai nilai kelapa nasional, dan menjadi contoh bagaimana investasi asing dapat dikombinasikan dengan pemanfaatan bahan baku lokal. Dengan strategi yang tepat, proyek ini tidak hanya meningkatkan produksi kelapa, tetapi juga membuka jalan bagi investasi lebih besar di sektor hilirisasi pertanian.

Secara keseluruhan, hadirnya dua pabrik kelapa di Indonesia menandai langkah strategis untuk meningkatkan nilai tambah komoditas lokal, menyerap ribuan tenaga kerja, dan memperkuat posisi Indonesia sebagai produsen kelapa dan turunannya di pasar global. Dengan dukungan pemerintah dan kolaborasi investor, proyek ini diharapkan menjadi tonggak penting dalam pengembangan industri kelapa nasional yang berkelanjutan.

Terkini