JAKARTA - PT GTS Internasional Tbk. (GTSI), anak usaha PT Humpuss Maritim Internasional Tbk., mengambil langkah strategis dengan membeli satu unit kapal Liquified Natural Gas (LNG) senilai US$24,5 juta atau setara Rp405,94 miliar.
Langkah ini dilakukan menyusul potensi banjir pasokan gas alam global yang diperkirakan akan terus meningkat pada 2026. Kapal yang sebelumnya bernama Methane Jane Elizabeth tersebut akan diubah menjadi Danaputri 1 dan dicatatkan di bawah bendera Republik Indonesia.
Direktur Utama GTSI, I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra, menyatakan bahwa proses pembelian kapal hingga pendaftaran resmi diperkirakan rampung dalam satu bulan sejak penandatanganan perjanjian jual beli.
Kapal yang diproduksi pada 2006 ini memiliki kapasitas tangki sebesar 145.000 m³ dengan tonase kotor 95.753 GT dan tonase bersih 28.726 NT. Pembelian kapal ini menjadi bagian dari upaya GTSI untuk meningkatkan efisiensi armada pengangkut LNG dan memperkuat posisi perusahaan di sektor energi terintegrasi.
Sumber Pendanaan dan Proporsi Transaksi
Transaksi pembelian kapal ini dilakukan menggunakan kombinasi dana IPO dan modal sendiri. Dana sisa hasil penawaran umum perdana saham (IPO) sebesar Rp123,82 miliar digunakan sebagai bagian dari pembiayaan, sementara modal sendiri menyumbang Rp282,25 miliar. Total nilai transaksi setara 36,92% dari total ekuitas perusahaan per 31 Desember 2024, yang mencapai US$66,34 juta.
Manajemen GTSI memastikan bahwa pembelian kapal tidak akan berdampak negatif terhadap kinerja keuangan Perseroan. Aset perusahaan diperkirakan tetap stabil karena pembelian kapal didanai dari kas di bank. Selain itu, potensi pendapatan dari pengoperasian kapal telah dihitung secara matang, sehingga diharapkan memberikan kontribusi positif bagi kinerja keuangan konsolidasian Perseroan.
Dukungan terhadap Diversifikasi Usaha dan Modernisasi
Pembelian kapal LNG ini juga selaras dengan strategi diversifikasi usaha dan modernisasi armada. GTSI berencana melakukan konversi kapal Ekaputra menjadi FSRU (Floating Storage and Regasification Unit) sebagai bagian dari peremajaan armada. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing perusahaan, memperkuat rantai pasok LNG, dan menyesuaikan operasi dengan tren energi berkelanjutan.
I Gusti Ngurah Ngurah Askhara menekankan bahwa faktor eksternal turut mendukung keputusan ini, antara lain meningkatnya permintaan LNG global, kebutuhan kapal yang lebih efisien dan ramah lingkungan, serta peluang pemanfaatan teknologi baru dalam industri energi. Dengan strategi ini, GTSI berharap dapat memaksimalkan pendapatan, meningkatkan pangsa pasar, serta memberikan nilai tambah bagi seluruh stakeholder perusahaan.
Potensi Pasokan dan Tren LNG Global
Berdasarkan laporan Badan Energi Internasional (International Energy Agency/IEA), pasokan LNG global diperkirakan naik pesat menjadi 40 miliar m³ pada 2026. Tahun tersebut diprediksi menjadi awal gelombang LNG, sekaligus menjadi uji respons pasar terhadap pertumbuhan permintaan, terutama di Asia.
Gergely Molnar, analis gas di IEA, menyebutkan bahwa lonjakan produksi LNG akan mendorong rekor permintaan, terutama di wilayah yang sensitif terhadap harga seperti Asia, serta pasar di Afrika dan Timur Tengah.
Transaksi GTSI ini juga muncul di tengah peningkatan perdagangan LNG secara global, di mana pasokan telah meningkat sekitar 60% dibandingkan 2024. Proyek-proyek pencairan baru diperkirakan akan menambah volume lebih lanjut, namun potensi kendala tak terduga dalam jadwal produksi bisa memperketat neraca LNG global. Dengan demikian, penguatan armada LNG menjadi langkah penting untuk memanfaatkan momentum ini, sekaligus mendukung strategi perusahaan dalam menghadapi peluang pasar yang meningkat.
GTSI optimistis bahwa investasi kapal LNG ini akan memberi kontribusi positif terhadap kinerja keuangan perusahaan, optimalisasi biaya operasional, dan transisi energi yang lebih berkelanjutan. Manajemen menekankan bahwa langkah ini juga mendukung modernisasi armada, efisiensi logistik, dan strategi diversifikasi usaha yang berkelanjutan.
Dengan langkah-langkah strategis tersebut, GTSI menegaskan komitmen untuk terus beradaptasi dengan dinamika pasar global LNG. Perusahaan memanfaatkan momentum pasokan berlimpah untuk memperkuat posisi di industri energi, sekaligus mendukung pertumbuhan jangka panjang dan keberlanjutan bisnis.