Gus Ipul Ungkap Kisah Haru dan Harapan di Sekolah Rakyat

Jumat, 17 Oktober 2025 | 10:17:36 WIB
Gus Ipul Ungkap Kisah Haru dan Harapan di Sekolah Rakyat

JAKARTA - Menteri Sosial Saifullah Yusuf, atau yang akrab disapa Gus Ipul, kembali menyoroti pentingnya Sekolah Rakyat sebagai program terobosan dalam pengentasan kemiskinan yang terukur dan berkelanjutan.

Melalui program ini, ribuan siswa dari keluarga kurang mampu telah merasakan langsung manfaat pendidikan yang bukan hanya memberi ilmu, tetapi juga membuka jalan menuju kemandirian ekonomi.

Menurut Gus Ipul, Sekolah Rakyat bukan sekadar lembaga pendidikan alternatif, melainkan sebuah miniatur program pengentasan kemiskinan yang terintegrasi. Di dalamnya, anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem mendapatkan kesempatan bersekolah, sementara orang tua mereka diberdayakan melalui berbagai program pemerintah lintas sektor.

“Sesuai arahan Presiden, anaknya sekolah, lantas orang tuanya diberdayakan dengan program-program pemerintah yang ada, tidak hanya di Kementerian Sosial, tapi juga di Kementerian lainnya serta Pemerintah Daerah,” ujar Gus Ipul.

Pendekatan ini, lanjutnya, memastikan setiap keluarga penerima manfaat tidak hanya terbantu secara sementara, tetapi juga bisa bangkit dan mandiri dalam waktu lima tahun.

Pemberdayaan Keluarga Jadi Kunci Keberhasilan

Dalam model pemberdayaan Sekolah Rakyat, keluarga siswa mendapat dukungan menyeluruh dari berbagai program pemerintah. Mulai dari perbaikan rumah melalui Program 3 Juta Rumah, jaminan kesehatan melalui PBI-JKN dan cek kesehatan gratis, hingga bantuan sosial lengkap serta akses ke Koperasi Desa Merah Putih.

Dengan kombinasi intervensi sosial dan ekonomi itu, Kemensos menargetkan agar keluarga siswa Sekolah Rakyat mampu bertransformasi menjadi keluarga yang mandiri dalam waktu paling lama lima tahun.

“Nah, dengan begitu dalam kurun waktu paling lama lima tahun, keluarga siswa Sekolah Rakyat ini sudah menjadi keluarga yang lebih mandiri,” jelas Gus Ipul.

Program ini sekaligus menjadi bentuk nyata dari arahan Presiden Prabowo Subianto yang menginginkan pendekatan pengentasan kemiskinan dilakukan secara menyeluruh—bukan hanya memberi bantuan, tapi juga memberdayakan.

Kisah Haru di Balik Semangat Anak Sekolah Rakyat

Dalam berbagai kunjungan ke Sekolah Rakyat di seluruh Indonesia, Gus Ipul mengaku sering menemui kisah-kisah yang menyentuh hati. Meski hidup dalam keterbatasan, para siswa memiliki semangat luar biasa untuk belajar dan menggapai cita-cita mereka.

“Kalau kita berkunjung ke Sekolah Rakyat, kita menemukan banyak keharuan di sana. Memang beberapa anak kita yang istimewa, meskipun di tengah keterbatasan, mereka punya semangat, mereka punya cita-cita,” tuturnya dengan nada haru.

Ia menambahkan, suasana di Sekolah Rakyat selalu penuh dengan optimisme dan rasa haru. Para orang tua merasa bangga dan terharu melihat anak-anak mereka mendapat kesempatan belajar dan bermimpi lebih besar. “Di situ orang tuanya haru, anaknya haru, kita sendiri bisa merasakan apa yang menjadi perasaan orang tua dan siswa-siswa Sekolah Rakyat ini,” katanya.

Bagi Gus Ipul, setiap senyum dan semangat anak-anak di Sekolah Rakyat adalah bukti nyata bahwa pendidikan bisa menjadi pintu keluar dari kemiskinan, sekaligus harapan bagi masa depan bangsa.

Dukungan Presiden Prabowo untuk Generasi Emas

Lebih jauh, Gus Ipul menjelaskan bahwa Presiden Prabowo Subianto memberikan perhatian khusus terhadap program Sekolah Rakyat. Melalui inisiatif ini, Presiden mengajak seluruh elemen bangsa untuk menoleh kepada mereka yang selama ini terpinggirkan dan belum mendapat kesempatan yang sama.

“Ini sekali lagi saya anggap sebagai salah satu hal yang luar biasa dari Presiden Prabowo, mengajak kita untuk menoleh mereka-mereka yang selama ini mungkin terpinggirkan,” ujar Gus Ipul.

Hingga kini, 165 Sekolah Rakyat Rintisan telah beroperasi di berbagai daerah. Pemerintah berencana membangun 100 Sekolah Rakyat permanen setiap tahun, masing-masing berkapasitas 1.000 siswa. Dalam lima tahun ke depan, targetnya ada 500 Sekolah Rakyat permanen dengan total 500 ribu siswa.

Jika kapasitas tersebut tercapai, maka setiap tahun ada setengah juta siswa beserta keluarganya yang dapat naik kelas secara sosial dan ekonomi.

Selain fokus pada pendidikan dasar, Sekolah Rakyat juga menyiapkan siswa untuk tahap setelah lulus. Pemerintah telah menyiapkan program hilirisasi pendidikan, baik bagi siswa yang akan melanjutkan studi maupun yang siap bekerja.

“Jadi kita sudah memikirkan hilirisasinya, jadi anak-anak lulus seperti apa, maka itu sejak awal kita menggunakan Tes DNA Talent, yang menggunakan teknologi berbasis AI untuk melihat minat, bakat, dan jeniusnya anak-anak kita ini,” jelasnya.

Tes DNA Talent tersebut menjadi panduan bagi para guru dan kepala sekolah dalam membimbing siswa agar bisa berkembang sesuai minat dan potensi mereka. “Hasil DNA Talent bersifat rekomendasi yang bisa menjadi pedoman bagi guru dan kepala sekolah untuk mendalami minat anak, apakah ingin bekerja atau melanjutkan pendidikan,” tambahnya.

Dengan pendekatan ilmiah berbasis teknologi dan nilai-nilai kemanusiaan, Sekolah Rakyat diharapkan dapat mencetak generasi unggul yang bukan hanya pintar secara akademis, tetapi juga siap berkontribusi bagi bangsa.

Harapan Baru Bagi Anak Bangsa

Program Sekolah Rakyat menjadi bukti nyata bahwa pendidikan yang berpihak pada rakyat kecil dapat menjadi solusi konkret pengentasan kemiskinan. Melalui sinergi antara pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat, cita-cita menuju Indonesia Emas 2045 bukan hanya wacana, tetapi harapan yang sedang diwujudkan bersama.

Seperti dikatakan Gus Ipul, anak-anak di Sekolah Rakyat bukan sekadar pelajar, tetapi simbol masa depan yang sedang dibangun. Dengan semangat dan cita-cita mereka, Indonesia memiliki alasan kuat untuk optimistis.

Terkini