JAKARTA - Langkah menarik datang dari pengendali utama PT Diamond Citra Propertindo Tbk (DADA).
Melalui keterbukaan informasi yang dirilis Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 14 Oktober 2025, PT Karya Permata Inovasi Indonesia diketahui telah melepas sebagian kepemilikan sahamnya di emiten properti tersebut. Aksi jual saham ini menjadi sorotan karena dilakukan dalam tiga tahap pada tanggal 8 Oktober 2025 dan menghasilkan total dana mencapai Rp 24,28 miliar.
Dalam transaksi pertama, Karya Permata Inovasi menjual sebanyak 74,76 juta saham DADA di harga Rp 162 per saham. Dari penjualan ini, perusahaan memperoleh dana senilai Rp 12,11 miliar. Langkah kedua dilakukan dengan menjual 25,24 juta saham di harga Rp 165 per saham yang menghasilkan tambahan Rp 4,16 miliar.
Sementara itu, transaksi terakhir dilakukan dengan menjual 45 juta saham pada harga Rp 178 per saham, sehingga total dana yang diperoleh dari penjualan terakhir tersebut mencapai Rp 8,01 miliar. Jika diakumulasikan, nilai penjualan saham DADA oleh Karya Permata Inovasi mencapai Rp 24,28 miliar.
Meski melakukan aksi jual yang cukup signifikan, Karya Permata menegaskan bahwa langkah ini semata-mata bersifat strategis dalam rangka diversifikasi investasi. Aksi tersebut tidak mengubah posisi perusahaan sebagai pengendali utama di DADA.
Kepemilikan Saham Berubah Namun Kendali Tetap Terjaga
Direktur Utama DADA, Adam, dalam keterbukaan informasi menjelaskan bahwa transaksi jual saham tersebut dilakukan semata untuk kepentingan investasi jangka panjang dan tidak bertujuan mengubah status pengendalian perusahaan. “Karya Permata tetap akan menjadi pengendali di DADA,” ujar Adam dalam pernyataan resminya.
Setelah aksi jual tersebut, porsi kepemilikan saham Karya Permata mengalami sedikit penurunan. Dari sebelumnya menguasai 4,35 miliar saham atau setara dengan 58,57%, kini jumlah kepemilikan berkurang menjadi 4,21 miliar saham atau sekitar 56,62%. Artinya, perusahaan masih menjadi pemegang saham mayoritas yang tetap memegang kendali atas arah kebijakan DADA.
Penurunan kepemilikan ini tidak dianggap sebagai sinyal negatif oleh manajemen. Sebaliknya, hal ini dinilai sebagai bentuk fleksibilitas dalam mengelola portofolio investasi tanpa menimbulkan dampak pada tata kelola perusahaan.
Langkah Karya Permata ini juga menegaskan komitmen mereka terhadap DADA sebagai perusahaan yang tengah memperkuat posisinya di industri properti nasional. Meskipun terjadi pergeseran minor dalam porsi kepemilikan, struktur pengendalian perusahaan tetap stabil dan tidak mengalami perubahan signifikan.
Respons Pasar dan Pergerakan Harga Saham DADA
Aksi jual saham yang dilakukan pengendali rupanya berdampak terhadap pergerakan harga saham DADA di pasar. Pada perdagangan 14 Oktober 2025, saham DADA tercatat melemah cukup dalam. Harga saham perusahaan properti tersebut ditutup turun 14,62% menjadi Rp 111 per saham.
Pergerakan harga ini juga terjadi tak lama setelah perusahaan membagikan dividen pada 9 Oktober 2025. Dalam konteks pasar modal, aksi jual saham oleh pengendali kerap menimbulkan persepsi beragam di kalangan investor, terutama terkait sinyal jangka pendek terhadap prospek saham perusahaan. Namun demikian, manajemen DADA menegaskan bahwa aksi tersebut tidak berkaitan dengan kondisi fundamental perusahaan yang masih solid.
Penurunan harga saham yang terjadi lebih mencerminkan reaksi sementara pasar terhadap berita transaksi besar, bukan cerminan langsung dari performa keuangan atau prospek usaha. Dalam jangka panjang, kinerja DADA disebut akan tetap berorientasi pada penguatan proyek-proyek properti strategis yang telah direncanakan.
Selain itu, perubahan komposisi pemegang saham mayoritas tidak mengubah arah strategi perusahaan yang tetap fokus pada ekspansi dan pengembangan produk properti yang kompetitif.
Perubahan Manajemen dan Langkah Ke Depan DADA
Selain aksi jual saham, manajemen DADA juga mengumumkan perubahan penting di struktur internal perusahaan. Dalam keterbukaan informasi yang sama, diumumkan bahwa posisi Sekretaris Perusahaan mengalami pergantian. Meri Anggraini yang sebelumnya menjabat, kini digantikan oleh Nico Situmorang.
Perubahan ini dinilai sebagai bagian dari langkah penyegaran organisasi untuk memperkuat tata kelola perusahaan dan meningkatkan transparansi di tengah dinamika pasar properti yang semakin kompetitif.
Dengan masuknya figur baru dalam manajemen, DADA diharapkan mampu memperkuat komunikasi korporat dan hubungan investor, terutama dalam menjaga kepercayaan publik di pasar modal.
DADA sendiri terus menunjukkan komitmen terhadap kinerja berkelanjutan, baik dari sisi keuangan maupun ekspansi bisnis. Emiten ini aktif menggarap berbagai proyek properti dengan konsep modern yang menyasar pasar menengah, sambil tetap memperhatikan aspek efisiensi operasional dan pertumbuhan jangka panjang.
Dalam konteks pasar modal, langkah strategis seperti penjualan sebagian saham pengendali atau pergantian pejabat perusahaan sering kali menjadi bagian dari proses penyesuaian alami menuju stabilitas bisnis yang lebih kuat.
Manajemen DADA memastikan bahwa seluruh kebijakan yang diambil bertujuan menjaga keberlanjutan perusahaan sekaligus menciptakan nilai tambah bagi para pemegang saham.
Dengan demikian, aksi jual saham oleh Karya Permata Inovasi Indonesia tidak hanya menjadi peristiwa korporasi biasa, tetapi juga cerminan dari dinamika pengelolaan investasi di sektor properti yang terus berkembang.
Secara keseluruhan, langkah PT Karya Permata Inovasi Indonesia dalam menjual sebagian sahamnya di PT Diamond Citra Propertindo Tbk merupakan keputusan bisnis strategis tanpa mengubah statusnya sebagai pengendali. Meskipun pasar merespons dengan penurunan harga saham sementara, DADA tetap menegaskan komitmennya terhadap pertumbuhan jangka panjang dan tata kelola yang transparan.
Dengan dukungan pengendali utama yang masih kuat serta langkah penyegaran manajemen, DADA optimistis dapat mempertahankan stabilitas dan menarik minat investor untuk terus berpartisipasi dalam pengembangan perusahaan ke depan.