Waspadai Radang Sendi di Usia Muda, Kenali Gejala dan Pencegahannya

Selasa, 14 Oktober 2025 | 10:04:08 WIB
Waspadai Radang Sendi di Usia Muda, Kenali Gejala dan Pencegahannya

JAKARTA - Selama ini, banyak orang beranggapan bahwa radang sendi atau artritis hanya menyerang orang lanjut usia.

Padahal, tren kesehatan beberapa tahun terakhir menunjukkan hal berbeda. Penyakit yang ditandai dengan nyeri, bengkak, dan kekakuan pada sendi ini kini juga banyak ditemukan pada kelompok usia muda dan produktif.

Menurut Kementerian Kesehatan RI, prevalensi osteoartritis jenis artritis paling umum di Indonesia mencapai 7–10 persen pada usia di atas 40 tahun. Namun, data terbaru menunjukkan peningkatan kasus di usia 20–35 tahun akibat pola hidup tidak sehat, kurang aktivitas fisik, cedera olahraga, hingga kelebihan berat badan.

Secara global, World Health Organization (WHO) mencatat lebih dari 350 juta orang di dunia hidup dengan kondisi artritis. Jika dibiarkan tanpa penanganan, penyakit ini dapat menyebabkan penurunan produktivitas, keterbatasan gerak, hingga kecacatan permanen.

dr. Victoria Elizabeth, MARS, selaku Head Medical Check Up Rumah Sakit Siloam Sriwijaya Palembang, menegaskan bahwa radang sendi bisa menyerang siapa saja.

“Artritis tidak hanya menyerang lansia. Aktivitas fisik yang rendah, cedera olahraga, hingga kebiasaan duduk terlalu lama bisa meningkatkan risiko peradangan sendi. Karena itu, penting mengenali tanda-tanda awal seperti nyeri yang menetap, kaku di pagi hari, atau bengkak yang tak kunjung hilang,”
ujar dr. Victoria dalam seminar kesehatan bertajuk Arthritis Awareness yang digelar Holywings Peduli.

Seminar ini juga menjadi bagian dari program edukasi masyarakat untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan sendi sejak dini.

Mengenali Gejala Awal dan Faktor Risiko Radang Sendi

Meski sering dianggap ringan, nyeri sendi yang tidak kunjung hilang dapat menjadi tanda awal artritis. Penyakit ini bisa menyerang berbagai bagian tubuh—mulai dari jari, lutut, bahu, hingga tulang punggung.

Selain faktor usia, ada sejumlah penyebab umum yang memicu peradangan sendi, antara lain:

Gaya hidup sedentari, seperti duduk terlalu lama tanpa peregangan.

Cedera olahraga yang tidak tertangani dengan baik.

Kelebihan berat badan (obesitas) yang menambah beban pada sendi.

Kekurangan nutrisi penting, seperti kalsium dan vitamin D.

dr. Victoria menjelaskan bahwa mengenali gejala sejak awal sangat penting untuk mencegah kerusakan sendi yang lebih parah.
“Ketika seseorang mulai merasa sendinya kaku saat bangun tidur, sulit digerakkan, atau sering terdengar bunyi ‘krek’ saat berjalan, sebaiknya segera konsultasi ke dokter. Penanganan dini bisa memperlambat perkembangan penyakit,” tegasnya.

Selain pemaparan materi, seminar juga dilengkapi dengan pemeriksaan kesehatan gratis, meliputi pengukuran gula darah, kolesterol, tekanan darah, hingga konsultasi medis. Peserta lansia dan dewasa muda tampak antusias mengikuti sesi tanya jawab interaktif yang dipandu moderator untuk membahas berbagai keluhan seputar sendi.

Sementara itu, Andrew Susanto, Komisaris Utama Holywings Group sekaligus Ketua Program CSR Holywings Peduli, mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari upaya perusahaan dalam mendukung kesadaran kesehatan masyarakat.

“Kami ingin membantu masyarakat memahami pentingnya menjaga tubuh tetap aktif dan sehat agar terhindar dari penyakit degeneratif seperti artritis,” ujarnya.

Langkah Efektif untuk Mencegah Artritis di Usia Muda

Mencegah lebih baik daripada mengobati  prinsip ini juga berlaku untuk radang sendi. Gaya hidup sehat menjadi kunci utama agar sendi tetap kuat dan lentur. Berikut beberapa langkah pencegahan yang disarankan dr. Victoria dan laman Reumatologi.id:

-Olahraga Ringan dan Teratur
Aktivitas fisik seperti berjalan kaki, naik tangga, atau menari dapat memperkuat otot dan menjaga sendi tetap fleksibel. Olahraga ringan juga membantu menjaga berat badan ideal, yang merupakan faktor penting dalam mencegah tekanan berlebih pada persendian.

-Memperkuat Otot dan Tulang
Lakukan latihan ketahanan dua hingga tiga kali seminggu. Otot yang kuat dapat menyokong sendi, sehingga menurunkan risiko nyeri dan cedera. Selain itu, latihan beban ringan juga membantu meningkatkan metabolisme tubuh dan menurunkan berat badan.

-Berenang untuk Kesehatan Sendi
Berenang merupakan salah satu olahraga terbaik untuk penderita artritis karena melatih hampir semua bagian tubuh tanpa memberikan tekanan berat pada sendi. Aktivitas ini juga meningkatkan kekuatan otot punggung dan daya tahan tubuh.

-Aerobik dan Latihan Kardiovaskular
Orang dengan artritis memiliki risiko lebih tinggi terhadap penyakit jantung. Oleh karena itu, latihan aerobik dapat membantu memperkuat jantung, menurunkan tekanan darah, memperbaiki kadar kolesterol, serta mencegah osteoporosis.

-Latihan Isometrik untuk Penguatan Tanpa Rasa Sakit
Jika latihan beban terasa menyakitkan bagi sendi, latihan isometrik bisa menjadi alternatif. Jenis latihan ini melatih kekuatan otot tanpa menggerakkan sendi, sehingga tetap aman bagi penderita radang sendi ringan.

Selain berolahraga, menjaga pola makan juga penting. Konsumsi makanan bergizi yang kaya kalsium, vitamin D, dan omega-3 dapat memperkuat tulang serta mengurangi peradangan. Hindari makanan tinggi lemak jenuh, gula berlebih, dan garam yang dapat memperburuk kondisi sendi.

Radang sendi kini bukan lagi penyakit yang hanya menghantui usia lanjut. Kaum muda pun berisiko, terutama jika menjalani gaya hidup kurang aktif dan jarang berolahraga. 

Mengenali gejala sejak dini dan menerapkan kebiasaan sehat seperti olahraga teratur, menjaga berat badan ideal, serta mengonsumsi makanan bergizi merupakan langkah nyata untuk mencegahnya.

Edukasi publik yang dilakukan melalui seminar dan kegiatan sosial seperti program Holywings Peduli menjadi contoh pentingnya kolaborasi berbagai pihak dalam meningkatkan kesadaran kesehatan masyarakat. Dengan pengetahuan dan pencegahan yang tepat, sendi yang sehat di usia muda akan menjadi investasi berharga untuk masa tua yang lebih aktif dan bebas nyeri.

Terkini