JAKARTA-Bank Indonesia (BI) tengah mendorong percepatan pencairan dana kepada pedagang (merchant) melalui Penyedia Jasa Pembayaran (PJP) QRIS. Dalam upaya tersebut, BI bertujuan agar proses penyelesaian dapat dilakukan dalam waktu yang lebih singkat, bahkan pada hari yang sama. Langkah ini merupakan bagian dari strategi untuk memperkuat infrastruktur pembayaran digital di Indonesia.
Dalam sebuah konferensi pers di Jakarta pada tanggal 20 Maret 2024, Deputi Gubernur BI, Filianingsih Hendarta, mengungkapkan bahwa PJP-PJP QRIS sedang berupaya untuk meningkatkan kecepatan pencairan dana kepada para pedagang. Hampir 55% dari PJP QRIS sudah mampu menyelesaikan pencairan dana pada hari yang sama. Langkah percepatan ini didorong oleh BI untuk diterapkan oleh PJP lainnya. Beberapa bank bahkan telah melakukan settlement dua kali dalam sehari, menunjukkan komitmen mereka dalam meningkatkan efisiensi proses pembayaran.
Saat ini, proses pencairan dana QRIS masih bervariasi tergantung pada PJP yang digunakan. Ada yang dapat menyelesaikan pencairan dalam waktu 2 hari kerja, sementara yang lain mungkin membutuhkan waktu hingga 5 hari kerja. Terdapat juga PJP yang hanya melakukan pencairan pada jam dan hari kerja tertentu. Upaya untuk menyatukan standar dan meningkatkan kecepatan ini merupakan langkah penting dalam mempercepat adopsi pembayaran digital di Indonesia.
Pertumbuhan penggunaan QRIS menunjukkan tren yang positif. Pada bulan Februari 2024, jumlah pengguna mencapai 46,98 juta dengan jumlah pedagang mencapai 31,27 juta. Pertumbuhan nominal transaksi QRIS mencapai 161,51% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal ini sejalan dengan pertumbuhan transaksi digital banking yang mencapai Rp 5.103,03 triliun, dengan pertumbuhan sebesar 19,72% (yoy), serta pertumbuhan transaksi Uang Elektronik (UE) sebesar 44,24% (yoy) menjadi Rp 80,03 triliun. Meskipun demikian, terdapat penurunan sebesar 8,81% (yoy) dalam nominal transaksi menggunakan kartu ATM, kartu debit, dan kartu kredit, yang mencapai Rp 566,65 triliun.
Selain memperluas aksesibilitas sistem pembayaran digital, BI juga berupaya untuk memperkuat perlindungan konsumen. Dalam hal ini, sinergi antara BI, pemerintah, dan industri sangatlah penting. Melalui inovasi produk dan kampanye literasi digital, seperti QRIS Jelajah Indonesia, mereka berkomitmen untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat akan manfaat dan keamanan pembayaran digital.
Perry, dalam konteks ini, menegaskan bahwa BI akan terus memperluas digitalisasi sistem pembayaran dan memperkuat aspek perlindungan konsumen. Salah satu inisiatif yang diambil adalah melalui kampanye literasi digital, seperti QRIS Jelajah Indonesia, yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang teknologi pembayaran digital dan juga melalui perluasan QRIS antarnegara.
Secara keseluruhan, langkah-langkah ini mencerminkan komitmen BI dalam mendorong pertumbuhan pembayaran digital yang inklusif dan aman di Indonesia. Dengan meningkatkan kecepatan pencairan dana melalui QRIS dan upaya lainnya, diharapkan masyarakat Indonesia dapat lebih cepat mengadopsi pembayaran digital sebagai bagian dari gaya hidup mereka.