PLN IP Wujudkan Energi Bersih di Nusa Penida untuk Dukung Pariwisata
- Rabu, 15 Mei 2024
JAKARTA - Sebagai pemimpin dalam percepatan transisi energi di Indonesia, PLN Indonesia Power (PLN IP) kembali menunjukkan komitmennya untuk berinovasi dalam pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) dengan menambahkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) di Nusa Penida. Langkah ini tidak hanya mendukung pariwisata di Bali dengan energi bersih, tetapi juga mendukung target Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060 serta menyelaraskan proses bisnis dengan aspek Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola (ESG).
Saat ini, Pulau Nusa Penida di Bali memiliki PLTS Hybrid berkapasitas 3,5 MWac. Dalam rencana jangka menengah, sistem kelistrikan di Nusa Penida akan ditambah dengan pembangkit hijau sebesar 14,5 MW, terdiri dari PLTS dan PLTB yang akan menggunakan teknologi Battery Energy Storage System (BESS). Diharapkan PLTS mulai beroperasi pada tahun 2025, disusul dengan PLTB pada tahun 2026.
Pengembangan ini didukung oleh Komisi VII DPR RI yang mengunjungi Bali. Ketua tim, Sugeng Suparwanto, menyatakan bahwa PLTS Hybrid Nusa Penida yang sudah ada tidak hanya sukses menjadi ikon pada KTT G20 di November 2022, tetapi juga menandai komitmen bersama untuk transisi energi.
Baca JugaArasoft Melangkah Besar dalam Mendorong Digitalisasi Pendidikan di Indonesia
"Pembangunan PLTS bukan hanya simbolik, tetapi terus menerus. Kita menuju Net Zero Emission (NZE). Sebagai bangsa besar, kita berkomitmen melestarikan bumi dari pemanasan global yang semakin terasa dampaknya," ujar Sugeng. Menurutnya, PLTS Nusa Penida adalah langkah awal strategis untuk transisi energi dengan membangun energi baru terbarukan.
"Meski sekarang masih kecil dibandingkan kebutuhan listrik di Bali, di Nusa Penida nanti akan ada penghematan luar biasa dan pengurangan emisi signifikan. Nusa Penida akan menjadi contoh terbaik transisi energi dengan PLTS, memberi pengalaman empirik mengganti energi fosil dengan energi baru terbarukan," tambahnya.
PLTS Hybrid Nusa Penida berperan strategis dalam melistriki tiga pulau: Nusa Lembongan, Nusa Ceningan, dan Nusa Penida, dengan luas total 209,4 km² dan 21.238 pelanggan. Pada tahun 2024, direncanakan penambahan mesin pembangkit berkapasitas 4 MW untuk meningkatkan keandalan dan pelayanan penyambungan.
Komisi VII DPR RI mendukung pengembangan energi bersih di Indonesia dengan menyusun regulasi terkait EBT untuk mendukung inisiatif transisi energi. "Kami akan segera menyelesaikan Undang-Undang terkait EBT sebagai kepastian hukum di Indonesia," pungkas Sugeng.
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Jisman P. Hutajulu, juga mendukung regulasi ketenagalistrikan melalui Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN). RUKN ini disusun untuk mendukung target NZE hingga tahun 2060, termasuk konversi pembangkit fosil yang energinya sudah mencapai 63% menjadi bahan bakar dari EBT.
PT PLN (Persero), sebagai induk dari PLN Indonesia Power, berkomitmen mendukung program transisi energi menuju NZE melalui peningkatan kapasitas pembangkit dengan teknologi bersih untuk mendukung pertumbuhan konsumsi listrik sebagai penggerak ekonomi Indonesia.
Pengembangan PLTS di Nusa Penida merupakan bagian dari Rencana Usaha Penyedia Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN Persero Tahun 2021-2030, yang dikenal sebagai RUPTL Paling Hijau karena 52% pembangkit listriknya akan memanfaatkan sumber energi terbarukan.
Direktur Manajemen Proyek dan Energi Baru Terbarukan PT PLN (Persero), Wiluyo Kusdwiharto, menyatakan dalam RUPTL Paling Hijau, pembangunan pembangkit EBT sebesar 20,9 GW, dengan 5,2 GW berasal dari pembangkit listrik tenaga surya dan bayu. "Komitmen menghadirkan energi bersih terbukti dengan penurunan emisi CO2. Pada tahun 2023, PLN berhasil mengurangi emisi CO2 sebesar 52,3 juta ton dari 335 juta ton menjadi 283 juta ton melalui berbagai usaha luar biasa. Capaian ini menjadi fondasi kuat menuju target Net Zero Emission 2060," ungkap Wiluyo.
PLN Indonesia Power siap mendukung program transisi energi di Indonesia. Direktur Operasi Pembangkit Gas PT PLN Indonesia Power, Djoko Mulyono, menyampaikan bahwa PLN Indonesia Power akan terus mengejar target bauran EBT, salah satunya melalui pengembangan pembangkit hijau di Nusa Penida.
"PLN Indonesia Power bersama PT PLN (Persero) telah menyusun roadmap pengembangan PLTS di Nusa Penida hingga tahun 2029 melalui penambahan kapasitas dan pembaharuan teknologi. Kami akan terus mengawal proyek ini hingga akhir," ucap Djoko.
Senior Manager PLN Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Bali, I Made Harta Yasa, mengatakan PLN IP UBP Bali mendukung penuh roadmap pengembangan sistem Nusa Penida dengan energi bersih untuk mengejar target bauran EBT.
"Dengan pengembangan PLTS di Nusa Penida, kami tidak hanya mendukung target NZE nasional, tetapi juga target Bali NZE yang lebih cepat 15 tahun dari target nasional, yaitu pada tahun 2045," ungkap Made.
PLN Indonesia Power melalui Unit Bisnis Pembangkitan Bali akan terus mendukung kebijakan dan target Pemerintah Bali untuk mewujudkan NZE pada tahun 2045 dengan mengembangkan potensi EBT di Bali. Dukungan ini penting karena Bali memiliki potensi energi terbarukan yang berlimpah dan merupakan salah satu destinasi wisata terfavorit di dunia, yang akan terus menjadi sorotan internasional. Pengembangan energi bersih di Bali menunjukkan komitmen Indonesia dalam mewujudkan Net Zero Emission dan memperkuat citra positif Indonesia di dunia internasional.
Redaksi
idxcarbon adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Sarana Menara Nusantara Tandatangani Perubahan Perjanjian Kredit dengan Bank Danamon
- Kamis, 14 November 2024
Kementerian BUMN Tunjuk Jisman P. Hutajulu Sebagai Komisaris Baru PT PLN (Persero)
- Kamis, 14 November 2024
Berita Lainnya
PLN (UIT JBB) Dukung Transisi Energi dengan Digitalisasi Pengelolaan Material
- Senin, 18 November 2024
PLN (UIT JBB) Tingkatkan Efisiensi Transisi Energi dengan Sistem MRWI
- Senin, 18 November 2024
Transformasi Digital di PLN (UIT JBB): MRWI Sebagai Kunci Transisi Energi
- Senin, 18 November 2024