Rabu, 20 November 2024

Cofiring Biomassa: Tantangan dan Solusi dari PLN Indonesia Power

Cofiring Biomassa: Tantangan dan Solusi dari PLN Indonesia Power

JAKARTA - PLN Indonesia Power (PLN IP) terus memaksimalkan penggunaan biomassa sebagai pengganti batubara dalam pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dengan metode cofiring. Untuk mendukung hal tersebut, PLN Indonesia Power aktif memperkuat rantai pasok biomassa dari hulu dengan mengidentifikasi potensi Hutan Tanaman Energi (HTE) serta menjalin kerjasama dengan Kelompok Tani Hutan (KTH).

Nani Hendiarti, Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan dari Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi (Marves), menjelaskan bahwa Kemenko Marves turut serta dalam mendorong keluarnya Peraturan Menteri ESDM No 12 Tahun 2023 mengenai Pemanfaatan Bahan Bakar Biomassa sebagai Campuran Bahan Bakar pada PLTU. Peraturan ini diumumkan saat konferensi COP 28 di Dubai pada Desember yang lalu, menunjukkan komitmen serius pemerintah Indonesia dalam mengarahkan industri dari batubara ke sumber energi terbarukan.

Menurut Nani, penggunaan biomassa kayu dalam transisi energi memerlukan dukungan pemberdayaan masyarakat, penyebaran informasi, advokasi kebijakan, serta pengembangan standar produk biomassa kayu yang berasal dari sumber yang berkelanjutan.

Baca Juga

Arasoft Melangkah Besar dalam Mendorong Digitalisasi Pendidikan di Indonesia

Sebagai bagian dari PLN yang bertanggung jawab atas pembangkitan listrik, PLN Indonesia Power telah menjalin kerjasama dengan berbagai pihak untuk mengembangkan rantai pasok biomassa kayu. Direktur Utama PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra, menyatakan bahwa mereka telah bekerja sama dengan pemangku kepentingan untuk mengembangkan pasokan biomassa, termasuk melalui program penanaman Hutan Tanaman Energi (HTE) bersama masyarakat setempat.

Edwin menambahkan bahwa PLN Indonesia Power juga telah menjalin kerjasama dengan kelompok tani hutan di berbagai wilayah, mengalokasikan 2253 hektar lahan dari 57 kelompok tani hutan untuk pengembangan HTE. Salah satu contohnya adalah di Banten, di mana PLN Indonesia Power bekerja sama dengan Kelompok Tani Hutan untuk memanfaatkan lahan hutan rakyat dengan pola agroforestri di sekitar area PLTU Banten.

Di sisi lain, Direktur Operasi Pembangkit Batubara PLN Indonesia Power, Hanafi Nur Rifai, menyebutkan bahwa PLN IP telah berhasil menerapkan cofiring pada 18 unit PLTU, menghasilkan total 496.642 GWh energi hijau pada tahun 2023 dan 112.951 MWh hingga 11 Maret 2024. Mereka juga secara bertahap meningkatkan cofiring dan berhasil melakukan uji coba 100% pada 4 unit PLTU.

Hanafi menjelaskan bahwa PLN Indonesia Power terus mempersiapkan infrastruktur untuk mendukung program cofiring, termasuk melalui pengembangan HTE untuk memastikan kelangsungan pasokan biomassa.

Redaksi

Redaksi

idxcarbon adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

PLN (UIT JBB) dan Transisi Energi Berkelanjutan Melalui MRWI

PLN (UIT JBB) dan Transisi Energi Berkelanjutan Melalui MRWI

PLN (UIT JBB) Dukung Transisi Energi dengan Digitalisasi Pengelolaan Material

PLN (UIT JBB) Dukung Transisi Energi dengan Digitalisasi Pengelolaan Material

Menghadapi Tantangan Transisi Energi, PLN (UIT JBB) Terapkan MRWI

Menghadapi Tantangan Transisi Energi, PLN (UIT JBB) Terapkan MRWI

PLN (UIT JBB) Tingkatkan Efisiensi Transisi Energi dengan Sistem MRWI

PLN (UIT JBB) Tingkatkan Efisiensi Transisi Energi dengan Sistem MRWI

Transformasi Digital di PLN (UIT JBB): MRWI Sebagai Kunci Transisi Energi

Transformasi Digital di PLN (UIT JBB): MRWI Sebagai Kunci Transisi Energi