JAKARTA—Kepala Dinas Pertanian Provinsi Banten, Agus Tauhid, mengungkap bahwa FABA yang semula merupakan limbah, kini menjadi sumber manfaat bagi masyarakat, terlebih lagi kondisi saat ini cukup kering akibat El Nino. Ia juga mengungkapkan bahwa berkat pemanfaatan FABA, hasil panen padi pun mengalami peningkatan.
"Hari ini saya sangat senang, ternyata cahaya pertanian benar-benar bersinar dari Mathla'ul Anwar, sesuai dengan namanya yang berarti 'tempat lahirnya cahaya.' Kita melihat bukti bahwa limbah dapat menjadi berkah, FABA yang dulunya hanya limbah kini memberikan manfaat bagi masyarakat," ungkap Agus.
Tanpa pupuk kimia dan pestisida, hasil produksi panen padi rata-rata diperkirakan mencapai 8.400 kilogram per hektar, meskipun cuaca saat ini sedang tidak menguntungkan. Ini merupakan prestasi luar biasa, mengingat petani di Banten biasanya hanya memperoleh sekitar 5.500 kilogram per hektar dengan penggunaan pupuk kimia dalam kondisi cuaca yang baik," ujar Iwan.
Senior Manager PLTU Banten 2 Labuan Wisnu Kurniawan mengabarkan limbah sisa pembakaran batu bara alias FABA (Fly Ash Bottom Ash) berhasil tingkatkan produksi padi di wilayah Pandeglang, Banten. Unit usaha dari PLN IP tersebut berkolaborasi dengan Pengurus Besar Mathla’ul Anwar dan berhasil mendaur ulang FABA menjadi pupuk organik.
Atas pencapaian ini, Wisnu menekankan korporasi akan terus berkontribusi untuk mendukung kemandirian pangan di Kabupaten Pandeglang.
Tenaga Ahli Pertanian dari Pengurus Besar Mathla’ul Anwar Iwan Sujono, menambahkan dengan menggunakan pupuk organik yang berasal dari FABA PLTU Labuan, hasil panen padi dapat meningkat lebih dari 50 persen, bahkan dalam kondisi cuaca yang kurang baik.