JAKARTA-Sebagai upaya menjaga lingkungan, PLN Indonesia Power lepasliarkan burung elang jawa dan elang ular bido di Taman Nasional Gunung Halimun Salak. Dua jenis satwa langka tersebut dilepaskan di habitat tempatnya hidup, dan diharapkan dapat menjaga ekosistem dan rantai makanan pada alam.
Direktur Manajemen Capital dan Administrasi PLN IP Wisnoe Satrijono menyebut kegiatan yang dilakukan secara rutin oleh korporasi ini adalah komitmen perusahaan atas kepedulian terhadap satwa langka yang terancam punah.
“Kami melakukan aksi ini bersama pemerintah untuk menjaga kelestarian lingkungan, dengan melakukan rehabilitasi yang kemudian dilepas kembali ke habitatnya,” kata Wisnoe.
Pelepasliaran burung elang ini, lanjut Wisnoe, juga merupakan wujud nasionalisme korporasi, dalam memperingati Hari Kesaktian Pancasila. Pasalnya, kedua jenis elang tersebut memiliki rupa yang sama dengan lambang negara Indonesia, yaitu Garuda.
Sementara itu, Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Kementerian LHK Sigit Reliantoro mengatakan, setiap kalangan harus punya peran dalam menjaga keanekaragaman hayati. Pelestarian satwa yang terancam punah, lanjut Sigit, akan berdampak pada ekosistem, serta terjaganya rantai makanan di alam.
Sigit berharap pelepasliaran ini diharapkan dapat menjadi titik balik bagi elang untuk berkembang biak dan lestari. KLHK bersama PLN IP melepasliarkan elang jawa yang diberi nama Yumna, dan elang ular bido yang bernamakan Reni, telah direhabilitasi masing-masing 17 dan 2 bulan.
Elang jenis ular bido ini dapat kita jumpai di hutan, perkebunan dan padang rumput dengan ketinggian 700 hingga 2.000 meter diatas permukaan laut.