JAKARTA – PLN Indonesia Power (PLN IP) terus berkomitmen dalam memenuhi kebutuhan listrik masa depan dengan mengandalkan berbagai jenis Energi Baru Terbarukan (EBT). Upaya ini merupakan bagian dari langkah perseroan dalam mendukung target net zero emission dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional di masa mendatang.
Dalam forum Asia Pacific Energy Talks yang diselenggarakan di Jakarta, Direktur Utama PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra, menjelaskan tantangan dan strategi perusahaan dalam menghadapi transisi energi. Forum tahunan ini, yang diadakan oleh Siemens Energy dan Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia (MKI), mengumpulkan pemangku kepentingan dari berbagai negara di Asia Pasifik untuk membahas isu-isu penting di sektor energi.
Tantangan Menuju Net Zero Emission
Menurut Edwin, mencapai net zero emission bukanlah tugas yang mudah. PLN Indonesia Power sebagai subholding dari PLN terus berusaha keras untuk mencapai tujuan tersebut. "PLN sudah dan terus berupaya keras untuk membuat solusi strategi energi terbaik untuk transisi energi," tegas Edwin.
Ia menambahkan, PLN IP tidak hanya fokus pada pemenuhan kebutuhan listrik saat ini tetapi juga mempersiapkan strategi untuk 35 tahun ke depan. "Beban listrik di masa depan akan sangat tinggi, jadi kami perlu mempertimbangkan energi baru terbarukan yang mungkin tersedia di Indonesia," ujarnya.
Strategi Pengembangan Energi Baru Terbarukan
PLN Indonesia Power telah merancang berbagai strategi pengembangan EBT untuk memenuhi kebutuhan listrik masa depan. Edwin menyebutkan bahwa meskipun teknologi EBT saat ini belum sepenuhnya siap diterapkan, perusahaan terus memantau perkembangan teknologi agar dapat digunakan secara realistis di masa mendatang.
"Saat ini kami sudah mulai mengenalkan EBT hidro, panas bumi, nuklir, dan cofiring amonia. Namun ini belum dapat digunakan sekarang, karena akan berdampak pada kenaikan biaya listrik. Jadi kami menunggu kematangan teknologi dan kemudian kami akan menggunakannya untuk menekan emisi karbon," jelas Edwin.
Proyek Hijaunesia 2023
Sebagai langkah awal dalam mencapai target net zero emission, PLN Indonesia Power telah meluncurkan proyek Hijaunesia 2023. Proyek ini memprioritaskan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) dengan total kapasitas 1.055 MW melalui skema Strategic Partnership.
"Melalui inisiatif ini kita genjot pengembangan EBT yang telah tercantum dalam RUPTL 2021 – 2030, dengan kapasitas total mencapai 1.055 MW," kata Edwin.
Dalam proyek Hijaunesia 2023, PLN IP akan mengakselerasi pembangunan PLTS di lima lokasi dengan total kapasitas 500 MW, dengan target proses pembangunan hingga Commercial Operation Date (COD) lebih cepat dari yang pernah dilakukan sebelumnya. Pembangunan ini akan dilakukan secara paralel, mencakup pra-seleksi mitra termasuk kontraktor EPC, pemilihan lender, dan proses perizinan.
Komitmen Terhadap Masa Depan Energi Indonesia
Langkah-langkah strategis yang diambil oleh PLN Indonesia Power menunjukkan komitmen yang kuat terhadap masa depan energi di Indonesia. Dengan terus mendorong pengembangan dan penerapan EBT, PLN IP berupaya menciptakan sistem energi yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan. Edwin mengakhiri dengan optimisme bahwa dengan kerja sama yang solid dan inovasi teknologi, Indonesia dapat mencapai target net zero emission sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Dengan pendekatan holistik dan berkelanjutan ini, PLN Indonesia Power siap untuk menjadi garda terdepan dalam revolusi energi terbarukan di Indonesia, memastikan bahwa kebutuhan listrik masa depan dapat terpenuhi dengan cara yang bersih dan efisien.