JAKARTA - PLN Indonesia Power semakin mengoptimalkan penggunaan biomassa sebagai alternatif bagi batubara di PLTU. Mereka tidak hanya fokus pada penggunaan biomassa, tapi juga memperkuat rantai pasokan dengan mengembangkan Hutan Tanaman Energi (HTE) dan menjalin kerjasama dengan Kelompok Tani Hutan (KTH).
Nani Hendiarti dari Kemenko Marves menyatakan komitmen pemerintah dalam mengalihkan industri dari batu bara ke energi terbarukan. Pemanfaatan biomassa kayu harus didukung oleh upaya pemberdayaan masyarakat, penyebaran informasi, advokasi kebijakan, dan memastikan standar produk biomassa dari sumber yang lestari.
PLN Indonesia Power, sebagai Subholding Pembangkitan PLN, telah mengembangkan rantai pasokan biomassa berbasis kayu. Mereka telah bekerja sama dengan stakeholder dan kelompok tani hutan untuk mengembangkan program HTE, seperti di Banten dan Cilacap.
Hanafi Nur Rifai, Direktur Operasi Pembangkit Batubara PLN Indonesia Power, menyebut bahwa PLN IP telah menerapkan cofiring di 18 unit PLTU, menghasilkan energi hijau sebanyak 496.642 GWh pada tahun 2023. Mereka juga terus meningkatkan program cofiring dan telah berhasil menguji 100% pada beberapa unit PLTU. Untuk menopang program ini, infrastruktur penunjang cofiring biomassa sedang dipersiapkan di seluruh unit PLTU, dengan fokus pada pengembangan HTE.