Jakarta, PLN Indonesia Power (PLN IP) terus mengembangkan penggunaan biomassa sebagai pengganti batubara dalam pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) melalui teknologi cofiring. Upaya ini juga melibatkan penguatan rantai pasok biomassa dengan eksplorasi potensi Hutan Tanaman Energi (HTE) serta kerjasama dengan Kelompok Tani Hutan (KTH).
Nani Hendiarti dari Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi menyatakan dukungan aktif pemerintah dalam mengeluarkan regulasi terkait pemanfaatan biomassa dalam PLTU. Langkah ini juga disampaikan secara internasional pada COP 28 di Dubai tahun lalu, menegaskan komitmen Indonesia untuk beralih dari batubara ke energi terbarukan.
Selain pengaturan kebijakan, penting juga melakukan pemberdayaan masyarakat, diseminasi informasi, dan advokasi kebijakan untuk memastikan bahwa penggunaan biomassa didasarkan pada prinsip keberlanjutan. PLN Indonesia Power telah menjalankan program pemberdayaan masyarakat dengan penanaman HTE, terutama melalui kerjasama dengan KTH di beberapa wilayah.
PLN Indonesia Power telah melakukan pengembangan rantai pasok biomassa berbasis kayu, termasuk di antaranya kerja sama dengan petani lokal dalam penanaman HTE. Mereka juga telah menggandeng Kelompok Tani Hutan di berbagai wilayah, dengan total lahan mencapai 2253 hektar.
Untuk mendukung program cofiring, PLN Indonesia Power juga telah meningkatkan infrastruktur penopang cofiring biomassa di seluruh unit PLTU, termasuk persiapan HTE untuk memastikan ketersediaan bahan baku biomassa yang berkelanjutan. Ini menunjukkan komitmen perusahaan dalam mendukung transisi energi yang berkelanjutan di Indonesia.