"Dengan komitmen PLN terhadap pembangkit yang bersumber dari gas, PLN EPI perlu mengakselerasi pengembangan infrastruktur midstream LNG untuk gasifikasi pembangkit termasuk di wilayah Sulawesi-Maluku," ujar Iwan.
Iwan menjelaskan, keberadaan jaringan gas pipa dan terminal LNG saat ini hampir seluruhnya berada di wilayah Indonesia bagian barat. Untuk mendukung rantai pasok gas, PLN EPI dan mitra terpilih akan melakukan pengembangan infrastruktur midstream LNG di Indonesia termasuk di Sulawesi dan Maluku.
Iwan menjelaskan, konsorsium AGP-SBS-KPMOG telah ditetapkan sebagai mitra untuk pengembangan regasifikasi di 7 lokasi di wilayah Sulawesi dan Maluku dengan keseluruhan kapasitas 1.510 megawatt (MW).
CEO AG&P LNG and Commissioner AGPIU, Karthik Sathyamoorthy mengapresiasi kolaborasi yang terjalin dengan PLN EPI. Karthik menegaskan, pihaknya berkomitmen kuat mendukung upaya pengembangan infrastruktur midstream LNG di Indonesia melalui kerja sama jangka panjang dengan PLN EPI.
"Kami akan bekerja keras untuk bersama-sama melaksanakan proyek sesuai tenggat waktu yang ditetapkan. Ini merupakan tahapan awal dari kerja sama jangka panjang untuk 20 tahun ke depan," ujar Karthik.
Karthik menambahkan, proyek pengembangan infrastruktur midstream LNG dengan skema kluster ini menarik perhatian pelaku industri LNG dunia karena tingkat kompleksitas proyek terutama dari segi lokasi dan rantai pasok sebagai satu kesatuan yang menjadikan proyek pengembangan LNG model kluster yang pertama di dunia.
Meski demikian, tantangan ini akan menjadi salah satu dorongan bagi konsorsium untuk berfokus menggarap proyek sekaligus mendukung upaya dekarbonisasi PLN Group.
"Kami percaya diri, solusi kami akan membuka potensi lain dalam pengembangan cluster Sulawesi-Maluku. Sekaligus, membantu PLN dalam mencapai tahapan penting dekarbonisasi sektor pembangkit listrik. Kami berterima kasih untuk kesempatan yang diberikan," pungkas Karthik.