JAKARTA- PLTU Adipala yang dioperasikan oleh PT PLN Indonesia Power (PLN IP) telah melangkah maju dengan memanfaatkan biomassa sebagai alternatif bahan bakar melalui metode Cofiring, di mana berbagai jenis limbah dari kayu hingga uang kertas dimanfaatkan.
Pencapaian ini menarik perhatian dari Komisi VII DPR RI dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) setelah PLTU Adipala menerima Piagam Penghargaan dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) atas penggunaan limbah racik uang kertas (LRUK) terbanyak, yakni sebanyak 100 ton, untuk Cofiring di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).
Sugeng Suparwoto, Ketua Komisi VII DPR RI, bersama dengan dua anggota lainnya, Abdul Kadir Karding dan Rofik Hananto, memberikan apresiasi terhadap upaya PLTU Adipala dalam menjaga lingkungan dengan memanfaatkan sumber energi terbarukan. Mereka mendorong agar PLTU Adipala dapat meningkatkan penggunaan biomassa hingga mencapai 100 persen, seperti yang telah dilakukan oleh empat PLTU lainnya.
Meskipun PLTU Adipala telah menggunakan teknologi super kritis yang dianggap efisien, PLN IP terus mencari terobosan untuk menekan emisi dengan menerapkan Cofiring biomassa di samping itu.
Direktur Pembinaan Program Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Wanhar, menekankan pentingnya inovasi yang dilakukan oleh PLTU Adipala dalam memanfaatkan sumber biomassa sebagai alternatif bahan bakar. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.
Edwin Nugraha Putra, Direktur Utama PLN Indonesia Power, menegaskan komitmen perusahaan untuk mencapai target bauran Energi Baru dan Terbarukan (EBT) sebesar 23 persen pada tahun 2025. Salah satu strategi yang digunakan adalah melalui program Cofiring, termasuk di PLTU Adipala. Program ini dianggap sebagai salah satu langkah penting dalam percepatan penggunaan energi terbarukan dengan investasi minimal.
PLTU Adipala terus meningkatkan penggunaan bahan bakar biomassa, termasuk LRUK, dalam program Cofiring. Data Bank Indonesia menunjukkan bahwa produksi LRUK mencapai hampir 6 ribu ton per tahun pada tahun 2021. Energi yang dihasilkan dari LRUK memiliki nilai kalor yang tinggi, sehingga dapat menjadi alternatif yang menjanjikan untuk mendukung penggunaan energi terbarukan di PLTU Adipala.